Akhir Monopoli Kejam VOC, 100 tahun Menguasai Industri Rempah-rempah di Indonesia

Akhir Monopoli Kejam VOC, 100 tahun Menguasai Industri Rempah-rempah di Indonesia

Foto : Inggris ambil alih monopoli rempah.-Ilustrasi-National Geographic

Pada awal tahun 1770-an, Perancislah yang akhirnya mematahkan monopoli anyelir Belanda di pasar dunia.

Pierre Poivre, seorang tukang kebun dan administrator, menyelundupkan benih dari Kepulauan Rempah-Rempah dan menanamnya di Île de France (sekarang Mauritius) dan Île Bourbon (sekarang Réunion).

BACA JUGA:Jejak Perjalanan Dam Candi Limo: Dari Kekayaan Majapahit Hingga Penghargaan Revitalisasi Kolonial Belanda

Dan pada tahun 1812, seorang Arab bernama Harmari bin Saleh memindahkan anyelir dari Réunion ke Zanzibar.

Mereka kemudian mendirikan perkebunan dan akhirnya mengambil alih sebagian besar produksi rempah-rempah yang dibutuhkan pasar dunia.

Pulau Zanzibar mendominasi pasar dunia hingga tahun 1964, menggulingkan dominasi Pulau Banda sebagai pulau yang paling menguntungkan secara ekonomi dan paling produktif untuk bahan baku rempah-rempah.

“Pada masa Perang Napoleon, Inggris sempat menaklukkan Kepulauan Banda,” lanjutnya.

BACA JUGA:Eksplorasi Peninggalan Belanda di Rejang Lebong, Dari Tambang Emas Hingga Arsitektur Kolonial yang Bersejarah

Sebelum Belanda menguasai kembali, Inggris mencabut ratusan pohon pala dan memindahkannya ke koloni mereka di Ceylon, Singapura, dan India.

Cara yang digunakan Inggris berhasil membudidayakan ratusan hingga jutaan pohon rempah-rempah di wilayah jajahannya dan mematahkan monopoli Belanda atas pala dan bunga pala.

``Hal ini mengakhiri pengaruh Belanda selama 100 tahun terhadap industri rempah-rempah Indonesia,'' kata James Hancock di akhir suratnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: