Mengupas Kisah Daha yang Muncul Jadi Ibu Kota Setelah Majapahit Runtuh
Daha yang Muncul Jadi Ibu Kota Setelah Majapahit Runtuh-Kolase by Pagaralampos.com-net
Armando Cortesao, yang menerbitkan karya Tomé Pires, menduga bahwa transliterasi Dayo dalam bahasa Portugis merujuk pada Daha di Jawa Timur.
Dugaan ini dianggap akurat karena Kediri memang terletak di pedalaman, sekitar seratus kilometer di selatan Tuban.
Jarak ini dapat ditempuh dalam dua hari perjalanan dengan kuda.
BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!
Dengan demikian, menurut Tomé Pires, pada tahun 1513, Daha (Kediri) adalah ibu kota Kerajaan Jawa.
Informasi ini membantu kita memahami perubahan-perubahan penting dalam sejarah politik dan administrasi di Jawa pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16.
Kesimpulan
Kisah tentang pengaruh Keling terhadap Kediri dan Majapahit menambah dimensi baru dalam pemahaman kita tentang sejarah Nusantara.
BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara
Perpindahan ibu kota dari Majapahit ke Keling, dan kemudian ke Daha, mencerminkan dinamika politik yang kompleks dan sering kali tersembunyi dalam narasi sejarah yang lebih besar.
Bukti-bukti dari prasasti Jiyu dan catatan Tomé Pires memberikan wawasan berharga tentang periode ini, menunjukkan bagaimana kerajaan-kerajaan di Jawa Timur beradaptasi dengan perubahan kekuasaan dan lingkungan politik yang terus berubah.
Sejarah Kediri, Majapahit, dan pengaruh Keling memperkaya pengetahuan kita tentang masa lalu Indonesia yang kaya dan beragam.
Penelitian lebih lanjut dan penggalian arkeologis dapat membantu mengungkap lebih banyak lagi tentang periode ini, memberikan gambaran yang lebih lengkap dan akurat tentang sejarah kita.
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: