Sinopsis Line of Duty, Kisah Polisi yang Bertekad Menebus Kesalahannya
Sinopsis Line of Duty, Kisah Polisi yang Bertekad Menebus Kesalahannya-net-net
Ketika mendengar jika keluarganya menghadapi masalah, ia bergegas kembali ke desanya. Desa tempat tinggal keluarga Putri adalah desa Meloyo Kidul, Surakarta.
Ibu Putri bernama Eyang Susana memintanya untuk membawa anak laki-lakinya. Sang ibu menyakinkan Putri, jika anak laki-lakinya itulah yang akan menjadi jalan keluar dari masalah yang terjadi.
Masalah yang terjadi pada keluarga Putri bermula ketika Eyang Susana melakukan ritual pesugihan. Ia juga mengikat perjanjian bersama dengan iblis Jaran Panoleh.
Akibat dari pesugihan dan perjanjian itu, keselamatan seluruh keluarga Putri menjadi terancam. Hal ini akan menjadi konflik dalam sinopsis Anak Titipan Setan.
BACA JUGA:Film Mindcage, Misteri Pembunuhan yang Diungkap Detektif
Pesugihan Jaran Penoleh
Fakta menarik dari sinopsis Anak Titipan Setan akan mengangkat kisah urban legend tentang pesugihan Jaran Penoleh atau Kuda Menoleh.
Hal ini merupakan kebiasaan masyarakat Jawa yang ingin mendapatkan harta dengan cara instan. Pada film ini, fokus ceritanya tentang tumbal dari pesugihan yang dilakukan oleh Eyang Susana.
Puncak konflik dari film ini ketika Eyang Susana dan seluruh keluarganya tak terkecuali Putri sebagai penentu untuk memecahkan misteri pesugihan tersebut.
Menurut Erwin Arnada selaku sutradara film, sempat menjelaskan arti Jaran Penoleh yang sebenarnya.
BACA JUGA:Dibintangi Michelle Yeoh, Berikut Sinopsis The Witcher Blood Origin
Ternyata, Jaran Penoleh merupakan sebutan seorang pangeran yang memiliki hati mulia dan terkenal baik kepada masyarakat.
Sayangnya, hal tersebut justru disalah artikan oleh masyarakat sebagai simbol pesugihan. Menariknya lagi, kisah pesugihan Jaran Penoleh ini merupakan tugas jurnalistik milik Erwin Arnada.
Meskipun sudah membuat tugas jurnalistik tersebut sejak lama, ia baru bisa mengemasnya ke dalam film setelah bertemu dengan pemain dan membuat fokus ceritanya.
Tugas jurnalistik itu ia lakukan di Tanah Jawa pada tahun 90-an. Erwin Arnada mengungkapkan, jika di sana banyak juragan batik yang kaya karena melakukan pesugihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: