Keunikan Suku di Kongo: Kepala yang Menyerupai Karakter Alien

Keunikan Suku di Kongo: Kepala yang Menyerupai Karakter Alien

Keunikan Suku di Kongo: Kepala yang Menyerupai Karakter Alien-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM – Setiap suku di dunia memiliki keunikan tersendiri, baik dalam ritual, bahasa, maupun ciri fisik. Salah satu suku yang dikenal karena ciri fisiknya yang khas adalah Suku Mangbetu.

Suku Mangbetu, yang tinggal di bagian utara Kongo, Afrika Tengah, terkenal dengan tradisi pemanjangan kepala yang dikenal sebagai Lipombo.

Tradisi ini dianggap sebagai simbol kekuatan, kekuasaan, dan keindahan.

Ketika bayi lahir, kepala bayi akan dibungkus dengan kain secara ketat untuk membentuk kepala yang memanjang.

Proses ini biasanya berlangsung minimal enam bulan dan bisa diperpanjang selama bertahun-tahun untuk mencapai bentuk yang diinginkan. Beberapa individu bahkan melanjutkan praktik ini sepanjang hidup mereka.

Selain Suku Mangbetu, tradisi pemanjangan kepala juga dilakukan oleh beberapa suku lain, seperti suku Chinookan di Amerika Utara dan suku Hun di Asia Tengah.

Namun, tradisi ini mulai menghilang pada tahun 1950-an, seiring dengan masuknya pengaruh budaya Barat dan pelarangan dari pemerintahan Belgia yang saat itu menguasai Kongo.

Menurut informasi yang ada, tradisi ini melibatkan pengikatan kepala bayi dengan kain untuk membentuk kepala yang lonjong. Proses pengikatan dilakukan selama enam bulan, dan ikatan akan diganti seiring pertumbuhan kepala bayi.

Selain itu, gaya rambut suku Mangbetu dikembangkan untuk menonjolkan bentuk kepala.

Sebagian besar rambut dikepang, sementara beberapa helai dirajut dengan jerami untuk menciptakan bentuk silinder yang kemudian diikatkan ke kulit kepala dengan jarum. Proses ini berlangsung selama beberapa tahun hingga mencapai bentuk yang diinginkan.

Bagi Suku Mangbetu, pemanjangan kepala melambangkan keindahan, keagungan, kekuatan, dan kecerdasan. Meskipun praktik ini kini hampir punah, terutama setelah pengaruh Barat dan pelarangan dari pemerintah Belgia, tradisi ini tetap merupakan bagian penting dari warisan budaya mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: