Mengenal Suku Rejang, Etnis Pertama Penghuni Wilayah Bengkulu

Mengenal Suku Rejang, Etnis Pertama Penghuni Wilayah Bengkulu

Foto : Rumah adat Suku Rejang-Mengenal Suku Rejang, Etnis Pertama Penghuni Wilayah Bengkulu-Google.com

PAGARALAMPOS.COM - Suku Rejang adalah salah satu Suku tertua di pulau Sumatera selain Suku bangsa Melayu. Suku Rejang diyakini berasal dari daerah Sumatera bagian utara.

Dan kemudian menyebar sampai ke daerah Lebong, Kepahiang, sampai di tepi sungai ulu musi di perbatasan dengan Sumatera Selatan.

Suku rejang terbanyak menempati Kabupaten rejang Lebong yang kini memekarkan diri menjadi kabupaten Rejang Lebong (induk), Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang.

Bila kita lihat dari dialek bahasa yang digunakan, sangat jelas perbedaan antara bahasa melayu dan bahasa daerah di Sumatra lainnya dengan bahasa Rejang.

BACA JUGA:Melacak Jejak Perjalanan Suku Rejang: Dari Mongolian Hingga Perlawanan Belanda, Yuk Cari Tau Kisahnya!

Suku Rejang menempati Bengkulu Utara, Lebong dan di kabupaten Rejang Lebong. Suku ini merupakan terbesar di provinsi Bengkulu.

Berdasarkan Tambo, orang Rejang berasal dari Bidara Cina melewati Paguruyung, juga dari Majapahit dari Jawa. Leluhur suku Rejang berasal dari Mongolia, Cina Utara.

Suku Rejang, yang mempunyai garis keturunan yang jelas, mempunyai daerah dan wilayah tempat tinggal yang diakui etnisnya, memiliki adat istiadat dan tata cara yang tinggi.

Diantara ratusan suku bangsa yang ada di bumi nusantara ini.Hampir semua dari unsur-unsur budaya telah dimiliki oleh suku Rejang.

BACA JUGA:Cuci Kampung atau Denda. Bukti Suku Rejang Miliki Peraturan Adat Istiadat Sendiri dari Dulu. Ini Penjelasannya

Seperti: Sejarah, Bahasa, Aksara, Sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup, sistem religi dan kesenian.

Dikutip dari sumber lain, Suku Rejang dari kata Rejang memiliki makna translit.

Tun Hêjang adalah kelompok etnis yang berasal dari Tanah Rejang di wilayah barat daya Sumatra.

Catatan mengenai mereka yang cukup lengkap salah satunya berasal dari The History of Sumatra, buku karya William Marsden yang terbit pada tahun 1783.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: