Ternyata Marga Tanjung Sakti PUMU dan PUMI Tidak Masuk Kedalam Kewedanaan Besemah, Simak Sejarahnya!
Ternyata Marga Tanjung Sakti PUMU dan PUMI Tidak Masuk Kedalam Kewedanaan Besemah, Simak Sejarahnya!--
Tanjung Sakti menjadi premis pertahanan pasukan Palembang yang dipimpin oleh Pangeran Natakusuma, yang akhirnya gugur dalam pertempuran.
Tahun 1932:Pusat Penyebaran Agama Katolik
Pada tahun 1932, agama Belanda menjadikan Tanjung Sakti sebagai pusat penyebaran agama Katolik di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Jalan Braga: Destinasi Wisata yang Sarat Makna di Bandung
Di sini, mereka mendirikan dua gereja tertua di Sumatera Selatan, yaitu Gereja St. Michael di Desa Pajar Bulan dan Gereja St. Joseph di Desa Pagar Jati.
Kedua gereja ini masih berdiri hingga kini dan menjadi saksi perkembangan agama Katolik di wilayah tersebut.
Tahun 1942:Pembantaian oleh Tentara Jepang
Pada tahun 1942, Tanjung Sakti mengalami tragedi pembantaian oleh tentara Jepang yang menuduh penduduk setempat sebagai antek Belanda.
Ribuan orang tewas dalam pembantaian ini, termasuk pendeta , suster, dan jemaat Katolik.
BACA JUGA:Bangunan Bersejarah di Indonesia: 7 Warisan yang Mendapat Pengakuan Internasional
Di Tanjung Sakti, masih terdapat makam-makam korban, termasuk makam Menteri Van Camvel, menteri pertama di Sumatera Selatan.
Tahun 1965:Dampak Gerakan 30 September
Tanjung Sakti turut terkena dampak dari Gerakan 30 September pada tahun 1965, sebuah percobaan kudeta oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Banyak penduduk Tanjung Sakti menjadi korban pembunuhan, penangkapan, dan pahlawan oleh pihak militer dan ormas anti-komunis.
Di daerah ini, masih terdapat monumen dan tugu peringatan untuk mengenang para korban peristiwa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: