Eksplorasi Sejarah Jalan Braga: Destinasi Wisata yang Sarat Makna di Bandung
Sejarah Jalan Braga-Kolase by Pagaralampos.com-net
BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara
Jalan Braga kemudian berkembang pesat dengan berdirinya berbagai bangunan, termasuk toko kelontong pertama di Bandung yang bernama De Vries, yang dibuka pada tahun 1909.
Toko ini dirancang oleh arsitek Edward Cuypers dan menjadi pemicu pertumbuhan kawasan sekitarnya.
Jalan Braga semakin ramai dengan kehadiran Gedung Concordia (sekarang Gedung Merdeka) dan Hotel Savoy Homann, hotel kelas atas pada masa itu.
Pada tahun 1920-an, Jalan Braga telah menjadi pusat fesyen eksklusif, menjual barang-barang berkelas dengan toko-toko yang mengikuti model fesyen dari Paris.
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!
Toko Stocker, misalnya, menjual arloji Swiss yang mahal, sementara perusahaan Fuchs & Rens menjual mobil Eropa terbaru.
Keberadaan Jalan Braga sebagai pusat kegiatan sosial tak terlepas dari aktivitas orang-orang Belanda dan pribumi yang berkumpul di sana, mirip dengan kebiasaan masyarakat milenial saat ini yang menjadikan jalan ini sebagai tempat nongkrong.
Dengan suasana yang terus hidup, banyak anak muda dan keluarga kini menghabiskan waktu liburan atau akhir pekan mereka dengan berjalan-jalan, bersantai di kafe, dan menginap di hotel-hotel yang ada di sepanjang jalan.
Jalan Braga kini merupakan perpaduan antara sejarah dan modernitas.
BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!
Meskipun telah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang ramai, nuansa sejarahnya tetap terasa, menjadikannya tempat yang ideal untuk merasakan atmosfer masa lalu sambil menikmati berbagai kemudahan yang ditawarkan saat ini.
Keberadaan berbagai pilihan tempat makan, toko, dan kafe membuat Braga tetap relevan dan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Bandung.
Dalam kesimpulannya, Jalan Braga bukan hanya sekadar jalan biasa.
Ia merupakan saksi bisu perjalanan sejarah, yang telah melewati berbagai fase kehidupan sosial dan ekonomi di Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: