Masa Depan Toyota Kijang Innova BEV Konversi, Menuju Netralitas Karbon
Masa Depan Toyota Kijang Innova BEV Konversi, Menuju Netralitas Karbon--
PAGARALAMPOS.COM - Dalam upaya mencapai netralitas karbon melalui penggunaan kendaraan ramah lingkungan, Toyota Indonesia terus melakukan inovasi model bisnis dengan sumber daya yang ada dan mengoptimalkannya.
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah penggunaan Toyota Kijang Innova Battery Electric Vehicle (BEV) hasil konversi sebagai angkutan antar-jemput di kawasan Ubud, Bali, tepatnya di The Stones Hotel Legian.
Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengungkapkan bahwa pengembangan kendaraan konversi listrik ini menjadi tonggak penting dalam menjelajahi kemungkinan dan potensi solusi mobilitas ramah lingkungan.
Menurut Bob, saat ini Toyota sedang melakukan uji durabilitas secara paralel dan sudah menempuh jarak 120.000 km.
BACA JUGA:Wujudkan Pemilu Damai, Begini Pesan Kapolsek Dempo Tengah Saat Kunjungan ke PPK
"Kita lihat bagaimana performanya, sistem manajemen energinya, konektivitasnya. Dari situ akan banyak masukan untuk menyempurnakan produk ini," ucap Bob.
Ia menambahkan bahwa jika hasil studi Innova BEV konversi ini sukses, tidak menutup kemungkinan akan ada kerja sama dengan jaringan hotel lain yang memiliki misi menurunkan emisi karbon.
Lebih jauh, Bob juga melihat adanya kemungkinan model bisnis baru dari hasil studi Innova BEV konversi tersebut.
Selain sebagai angkutan antar-jemput hotel, mobil ini juga dapat digunakan sebagai kendaraan pengantar barang hingga bisnis konversi mobil konvensional ke listrik.
BACA JUGA:CFMOTO 150SC, Potensial Tantang PCX dan NMAX!
Toyota Kijang Innova BEV hasil konversi ini merupakan langkah awal Toyota dalam menjawab tantangan global untuk menurunkan emisi karbon.
Dalam pameran di Hall D, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Toyota memamerkan Toyota Kijang Innova BEV Konsep Study sebagai bukti keseriusan mereka dalam pengembangan kendaraan ramah lingkungan.
Proyek konversi ini tidak hanya fokus pada aspek teknis seperti durabilitas dan performa, tetapi juga mempertimbangkan aspek bisnis yang lebih luas.
Bob mengungkapkan bahwa Toyota juga mempelajari potensi bisnis konversi mobil konvensional menjadi listrik sebagai solusi untuk menurunkan emisi dari 20 juta unit mobil yang masih beredar di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: