Jejak Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro Terkuak oleh Arkeolog

Jejak Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro Terkuak oleh Arkeolog

Jejak Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro Terkuak oleh Arkeolog-Foto: net-

BACA JUGA:Melacak Sejarah Kerajaan Galuh: Dari Masa Kekuasaan Hingga Peninggalan Bersejarah

BACA JUGA:Pusat Kerajaan Sunda: Perjalanan Sejarah dari Pakuan Pajajaran ke Kawali

Lapisan penggalian menunjukkan jejak manusia dari 42 ribu tahun lalu, 30 ribu tahun lalu, 18 ribu tahun lalu, 9 ribu tahun lalu, 5 ribu tahun lalu, 2 ribu tahun lalu, hingga 300 tahun lalu pada masa Pleistosen akhir dan Holosen.

Ono menjelaskan bahwa temuan tertua di situs Topogaro diperkirakan berusia sekitar 42 ribu tahun, menjadikannya yang paling tua di Sulawesi dan Indonesia bagian Timur.

Hasil ekskavasi di Gua Topogaro 1 dan 2 juga menemukan sisa-sisa hewan seperti kerang, tulang kuskus, babirusa, dan anoa yang diperkirakan berusia antara 8 ribu hingga lebih dari 42 ribu tahun lalu.

BACA JUGA:Ketahui 6 Fakta Gunung Galunggung di Tasikmalaya, yang Punya Keindahan Alam dan Sejarah yang Memikat

BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Pajang: Pusat Penyebaran Islam di Jawa Tengah

Di Gua Topogaro 2 terdapat lukisan cap tangan di dinding sebelah timur, yang merupakan temuan penting namun masih memerlukan analisis lebih lanjut. Lukisan ini mirip dengan lukisan purba di Maros.

Menurut Ono, jejak kebudayaan awal Homo Sapiens di Sulawesi dan Timor menunjukkan bahwa perilaku dan teknologi mereka mirip dengan yang ada di Afrika dan Eropa kontemporer, seperti seni lukisan batu, kail ikan, ornamen kerang, dan berbagai alat litik.

Situs Gua Topogaro penting bagi ilmuwan baik di Indonesia maupun internasional untuk memahami migrasi awal manusia prasejarah.

BACA JUGA:Warisan Sejarah Kerajaan Banjar: Pentingnya Menjaga Keberagaman Budaya

BACA JUGA:Menggali Keagungan Candi Poh: Destinasi Wisata Sejarah di Desa Kalijurang, Brebes

Namun, situs ini terancam oleh kegiatan tambang batu seperti galian C dan perusahaan nikel yang marak di Morowali dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa bagian sudah tergerus, namun situs utama masih aman.

Perlindungan melalui pembuatan zonasi di situs Gua Topogaro diperlukan karena di sekitarnya masih banyak gua dan rock shelter, ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: