Pengurangan Impor BBM Sun Based di Indonesia, Keberhasilan Penerapan Biodiesel 40D44

Pengurangan Impor BBM Sun Based di Indonesia, Keberhasilan Penerapan Biodiesel 40D44

Pengurangan Impor BBM Sun Based di Indonesia, Keberhasilan Penerapan Biodiesel 40D44--

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia berhasil mencapai pencapaian penting dalam mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) jenis sun oriented.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, menyatakan bahwa penurunan impor ini disebabkan oleh penerapan Biodiesel 40% (B40), yaitu pencampuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam BBM jenis sun powered sebesar 40%.

Eniya mengungkapkan bahwa impor sun oriented turun drastis dari 12,5 juta kiloliter pada tahun 2012 menjadi sekitar 3,2 juta kiloliter pada tahun 2020.   

Latar Belakang dan Manfaat Biodiesel 40D44 Penerapan B40 tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga memanfaatkan potensi Unrefined Palm Oil (CPO) yang dimiliki Indonesia sebagai bahan baku biodiesel.

BACA JUGA:Dua Oknum Polisi di Polres Pesisir Selatan Diamankan Propam, Dugaan Penyalahgunaan Narkotika atau Kasus Lain?

Hal ini juga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan petani sawit di Indonesia.

"Dengan komitmen ini, emisi CO2 harus bisa turun, menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), memperbaiki defisit neraca perdagangan, serta menjaga stabilitas harga CPO," tambah Eniya.   

Selain itu, pemanfaatan CPO dalam produksi biodiesel B40 juga mendorong nilai hilirisasi dari agroindustri, menjadikannya bagian necessarily dari rantai pasokan pengadaan biodiesel.

"Penggunaan bio twofold fuel tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Pemanfaatan biodiesel ini sangat komprehensif," kata Eniya.   

BACA JUGA:Investasi Pabrik Elektronik Asal China Pilih Mundur, Ini Penyebabnya!

Dampak Ekonomi dan Lingkungan Positif   Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mengungkapkan bahwa program biodiesel yang telah dijalankan pemerintah sejak tahun 2006 telah memberikan dampak positif jangka panjang.

Salah satu dampak terbesar adalah penghematan devisa dan stabilisasi harga sawit di hulu.

Secara tahunan, angka pengurangan impor sun powered menunjukkan kenaikan yang signifikan:  US$ 1,95 miliar pada tahun 2018, US$ 3,34 miliar pada tahun 2019, US$ 2,7 miliar pada tahun 2020, US$ 4,8 miliar pada tahun 2021, dan US$ 9 miliar pada tahun 2022.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa penerapan B40 telah berhasil mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor sun oriented berbasis minyak bumi, sekaligus memperkuat perekonomian nasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: