Mengupas Sejarah Puputan Badung, Kisah Perjuangan Rakyat dalam Pertempuran Melawan Penjajah

Mengupas Sejarah Puputan Badung, Kisah Perjuangan Rakyat dalam Pertempuran Melawan Penjajah

Sejarah Puputan Badung-Kolase by pagaralampos.com-Net

PAGARALAMPOS.COM – Mengupas sejarah Puputan Badung, kita menemukan kisah heroik perjuangan rakyat Bali dalam melawan penjajahan kolonial Belanda.

Pertempuran yang terjadi pada tahun 1906 ini menggambarkan keberanian dan pengorbanan luar biasa dari masyarakat Badung yang memilih mati daripada hidup terjajah.

Dalam puputan, baik raja, keluarga kerajaan, maupun rakyat biasa bersatu untuk mempertahankan tanah air mereka dengan mengorbankan nyawa. 

Artikel ini akan mendalami latar belakang, jalannya pertempuran, serta dampak dari Puputan Badung terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata

Kapal Sri Kumala, milik seorang pedagang peranakan Cina, menemui nasib buruk saat melintasi perairan Bali pada tanggal 27 Mei 1904. 

Terdamparnya kapal dagang Belanda di Pantai Sanur, wilayah Kerajaan Badung, menjadi awal dari sebuah konflik besar yang dikenal dengan nama Puputan Badung. 

Meski warga Sanur hanya menjalankan adat tawan karang, yang mengizinkan mereka untuk merampas kapal yang terdampar.

Kejadian tersebut dimanfaatkan oleh Belanda untuk menyerang, merasa bahwa Kerajaan Badung telah melanggar perjanjian.  

BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Mengenal 10 Peninggalannya

Kisah tragis ini dipicu oleh keinginan Belanda untuk menghapus hukum adat tawan karang di Bali, sebuah praktik yang telah berlangsung sejak zaman Bali Kuno. 

Meskipun Kerajaan Badung telah menyepakati penghapusan tawan karang pada tahun 1842, keputusan ini tidak selalu ditaati oleh rakyat yang memegang teguh adat warisan leluhur. 

Insiden kapal Sri Kumala menjadi salah satu contoh di mana rakyat Bali tetap menjalankan hukum adat tersebut, menyebabkan eskalasi konflik dengan Belanda.  

I Gusti Ngurah Made Agung, sang Raja Badung, turun langsung ke medan perang untuk mempertahankan martabat dan kepentingan rakyatnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: