Benarkah Tim Arkeolog Dilarang Menyentuh Tulang Fosil Umat Muslim di Timur Tengah? Simak Alasannya Disini!

Benarkah Tim Arkeolog Dilarang Menyentuh Tulang Fosil Umat Muslim di Timur Tengah? Simak Alasannya Disini!

Benarkah Tim Arkeolog Dilarang Menyentuh Tulang Fosil Umat Muslim di Timur Tengah? Simak Alasannya Disini! -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Manusia tampaknya perlu lebih yakin bahwa budaya-budaya di bumi saling mempengaruhi.

Penemuan berikut  akan mengejutkan semua orang. Sebuah pameran di Museum Enköping mengejutkan banyak orang.

Para peneliti di Universitas Uppsala menemukan bahwa kain yang ditemukan di makam Viking sebenarnya berisi tulisan Arab kuno. Timur Tengah adalah harta karun bagi para arkeolog.

Mereka datang ke sana dari seluruh dunia untuk mempelajari artefak berharga, reruntuhan, dan fosil tulang kuno.

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Cirebon yang Berhubungan dengan Prabu Siliwangi

BACA JUGA:Sejarah Hajar Aswad, Diriwayatkan Batu Langit Yang Dibawa Malaikat Jibril

Timur Tengah adalah surganya para arkeolog. Mereka pergi ke sana untuk mempelajari reruntuhan, artefak berharga, dan fosil tulang berusia ribuan tahun. Namun dilarang menyentuh kuburan umat Islam.

Namun, pencarian  para arkeolog terhenti ketika mereka menemukan kerangka manusia yang berumur lebih dari satu abad.

Kementerian Kebudayaan dan Purbakala Bahrain mengatakan para arkeolog dilarang menyentuh tulang fosil  yang dikubur dengan metode Islam. “Di Bahrain, dilarang menyentuh jenazah orang yang dikuburkan menurut keyakinan Islam,” tegas Salman Almahari, kepala Kementerian Kebudayaan dan Purbakala.

Kebijakan tersebut, kata Salman, hanya berlaku untuk kuburan umat Islam, namun ada pengecualian untuk kuburan pra-Islam.

BACA JUGA:Peta-Peta Penting Sepanjang Sejarah Kartografi, Dari Yang Kuno Hingga Pencetus Globe

BACA JUGA:Jadi Bukti Peradaban Manusia di Zaman Batu! Arkeolog Berhasil Temukan Benteng Prasejarah di Serbia

"Di Bahrain dilarang menyentuh jenazah orang yang dikuburkan berdasarkan agama Islam," jelas Salman Almahari, kepala pelestarian warisan di Kementerian Kebudayaan dan Purbakala, otoritas yang bertanggung jawab atas penggalian di pulau tersebut, dikutip dari Al Fanar Media.

"Setiap kali kami menggali situs Islam, kami berhenti jika menemukan kuburan. Tetapi pada kuburan zaman pra-Islam kita bebas melakukan apapun yang kita inginkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: