Pemerintah Timur Tengah Larang Arkeolog Sentuh Makam Kuno Umat Islam untuk Penelitian

Pemerintah Timur Tengah Larang Arkeolog Sentuh Makam Kuno Umat Islam untuk Penelitian

Pemerintah Timur Tengah Larang Arkeolog Sentuh Makam Kuno Umat Islam untuk Penelitian -Foto: net-

BACA JUGA:Jejak Sejarah Kehidupan Manusia Zaman Dahulu di Gua Topogaro Sulawesi

BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa

"Anda dapat mempelajari usia, jenis kelamin, dan penyakit, tetapi ini bukanlah penyelidikan yang terstruktur," sebutnya.

Dengan tidak adanya penelitian yang dirancang khusus untuk mempelajari pemakaman Islam, para arkeolog beralih ke teknik lain untuk mengisi kesenjangan pengetahuan.

Misalnya, Almahari melihat benda-benda lain di sekitar kuburan, benda-benda yang dapat dia peroleh informasinya. 

Dalam salah satu contohnya, ia menggambarkan bagaimana sekelompok arkeolog di Bahrain menemukan potongan tanah liat saat melakukan penggalian di sebuah situs Islam.

Tanah liat yang mereka temukan merupakan sisa-sisa turbah, sebuah perangkat yang sering digunakan dalam sembahyang. "Ini hanya digunakan oleh Muslim Syiah. 

BACA JUGA:Peta-Peta Penting Sepanjang Sejarah Kartografi, Dari Yang Kuno Hingga Pencetus Globe

BACA JUGA:Jadi Bukti Peradaban Manusia di Zaman Batu! Arkeolog Berhasil Temukan Benteng Prasejarah di Serbia

Jadi menurut kami ini digunakan oleh orang-orang yang datang dari Irak," kata Almahari.

Selain tembikar, Almahari mengatakan bahwa prasasti makam, reruntuhan, dan literatur membantu memberikan gambaran tentang masa lalu kawasan tersebut.

"Kami bisa mendapatkan sekitar 95% informasi yang kami perlukan dari temuan ini. Tapi kami masih memerlukan kerangka untuk analisis DNA untuk mendapatkan lima persen lainnya," katanya.

Kedengarannya memang seperti kesenjangan pengetahuan yang sangat besar, namun hal ini hanya bisa diisi dengan data genetik yang tersembunyi di dalam tulang-tulang kuburan Muslim.

Para arkeolog ingin menghormati keinginan dan adat istiadat Islam, namun banyak juga yang menikmati kesempatan mengambil sampel tulang untuk lebih memahami pola migrasi manusia terkini di wilayah tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: