Melindungi Industri Lokal, Ini Strategi Kemenperin dalam Menghadapi Tantangan Impor!
Melindungi Industri Lokal, Ini Strategi Kemenperin dalam Menghadapi Tantangan Impor!--
PAGARALAMPOS.COM - Pabrik-pabrik di Indonesia kembali menghadapi ancaman serius, kali ini bukan dari dalam negeri, melainkan dari luar.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendesak agar impor, terutama barang jadi, tetap dibatasi.
Alasan di balik desakan ini adalah untuk melindungi industri dalam negeri dari ancaman kebanjiran impor yang dapat membuat produk-produk lokal tidak laku dan kesulitan bersaing di pasar domestik.
Menurut Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, hampir 80% produksi manufaktur Indonesia dijual di pasar domestik.
BACA JUGA:El Nino Segera Berganti La Nina, Ini Bahaya Yang Harus Diwaspadai!
Oleh karena itu, kebijakan impor yang terlalu longgar dapat mengganggu pasar domestik dan mengurangi daya saing produk dalam negeri.
"Kemenperin harus menjaga keseimbangan antara produksi dalam negeri dengan pasarnya. Kami tidak alergi dengan barang impor, namun impor harus dibatasi agar tidak mengganggu industri dalam negeri," ujarnya.
Pemerintah, melalui Kemenperin, menegaskan bahwa impor harus tetap dibatasi terutama untuk barang-barang jadi atau produk akhir yang langsung dapat dijual ke pasar dalam negeri.
Prinsip Neraca Komoditas digunakan sebagai panduan dalam menyeimbangkan antara produksi dalam negeri dan impor.
BACA JUGA:Indofarma Tersandung Skandal Keuangan, Temuan BPK Ungkap Manipulasi Laporan
Desakan Kemenperin ini muncul seiring dengan penumpukan kontainer yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Menurut laporan, ada sekitar 26.415 kontainer yang tertahan di kedua pelabuhan tersebut.
Penumpukan ini disebut sebagai dampak dari aturan impor yang berubah-ubah, terutama Permendag No 36/2023 yang telah mengalami tiga kali revisi.
Para pejabat tinggi seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga bahkan turun langsung ke lapangan untuk memantau penumpukan kontainer tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: