Tragedi Kematian Taruna STIP, Ibu Korban Minta Keadilan

Tragedi Kematian Taruna STIP, Ibu  Korban Minta Keadilan

Tragedi Kematian Taruna STIP, Ibu Korban Minta Keadilan--

PAGARALAMPOS.COM - Keluarga Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika, yang akrab dipanggil Rio, masih berduka atas kematian tragis anak mereka yang diduga dianiaya oleh senior di sekolah.

Ibu kandung Rio, Ni Nengah Rusmini, dengan haru berbicara kepada media tentang harapannya akan keadilan demi menghormati kepergian anaknya.

"Untuk kasus Rio, saya mohon dukungan media juga untuk terus mengawal, sehingga keluarga kami mendapat keadilan yang seadil-adilnya biar kematian anak saya nggak sia-sia," ujar Ni Nengah Rusmini di rumah duka pada Kamis (9/5/2024).

Rusmini juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang telah memberikan perhatiannya langsung kepada keluarganya.

BACA JUGA:Sejarah Peradaban Yunani Kuno Awalnya Tak Ada Penjara, Ternyata Orang Ini Penggagasnya

Ia berharap apa yang telah disampaikan oleh Budi Karya terkait tindak lanjut atas kematian Rio dapat terealisasi.

"Terima kasih sekali Pak menteri atas perhatiannya pada keluarga kami, mendengar keluh kesah kami. Mudah-mudahan apa yang disampaikan tadi akan terwujud sesuai dengan harapan keluarga kami," ungkap Rusmini.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengumumkan langkah-langkah konkret yang akan diambil pemerintah untuk memutus mata rantai senioritas di lingkungan sekolah, termasuk penghilangan atribut kepangkatan pada seragam taruna STIP Jakarta.

"Atribut ini juga membuat adanya gap senior dan Junior. Oleh karenanya, minggu depan, semua atribut kita hilangkan," kata Budi Karya di Klungkung, Bali, pada Kamis (9/5/2024).

BACA JUGA:Jejal Pemukiman Prasejarah, Menjadikanya Kota-Kota Pertama di Dunia

Selain itu, Budi Karya juga menegaskan akan mengatur pemakaian seragam, di mana taruna STIP akan diwajibkan menggunakan batik pada hari-hari tertentu.

"Bahkan kami akan membuat suatu yang lebih humanis, (yaitu) tidak setiap hari mereka menggunakan seragam. Satu hari pakai putih, satu hari pakai batik, di hari libur mereka pakai bebas," jelas Budi Karya.

Pemerintah juga merencanakan perubahan dalam penggunaan fasilitas asrama untuk taruna STIP. Ke depan, asrama hanya akan ditempati oleh taruna angkatan satu, sementara seniornya akan tinggal di sekitar kampus.

"Dua hal lain yang mungkin perlu kita tindak lanjuti adalah mahasiswa atau taruna-taruni tingkat dua tidak lagi di asrama, tetapi indekos di sekitar kampus seperti yang terjadi di Ostrada, di satu sisi itu akan mendidik mereka jadi dewasa, tetapi tetap bergaul dengan masyarakat," tambah Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: