Indonesia Gandeng Negara Maju, Panas Bumi Siap Gantikan PLTU Batu Bara

Indonesia Gandeng Negara Maju, Panas Bumi Siap Gantikan PLTU Batu Bara

Indonesia Gandeng Negara Maju, Panas Bumi Siap Gantikan PLTU Batu Bara--

BACA JUGA:Segera Tayang 30 Mei 2024, Ini Sinopsis Film Temurun

Yurizki menjelaskan bahwa proyek panas bumi memerlukan waktu hingga 8-10 tahun untuk menghasilkan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

"Transisi energi itu kan memang idealnya kita ingin berjalan dengan cepat, tapi dengan satu dan lain hal itu kan memang belum bisa berjalan dengan cepat," jelasnya.

Berdasarkan data dari Pertamina dan ThinkGeoEnergy, Indonesia masih menjadi negara terdepan dalam pemanfaatan energi panas bumi dengan kapasitas tinggi, instalasi terbesar, dan utilisasi yang cukup baik.

Namun, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 10% atau sebesar 2,4 GW dari total potensi panas bumi yang ada di dalam negeri sebesar 24 GW.

BACA JUGA: Usai Lebaran, Banyak Perempuan di Palembang Jadi Janda, Apa Penyebabnya?

Dengan potensi yang besar dan keunggulan yang dimiliki, panas bumi diharapkan dapat menjadi salah satu solusi utama dalam mendorong program transisi energi di Indonesia.

"Sebenarnya panas bumi itu coexisting dengan coal fired power plant yang udah ada di Jawa dan ada di Sumatera. Sehingga pada saat mereka melakukan coal phasing out atau transisi dari coal menuju panas bumi at least panas bumi itu udah presence di situ," jelas Yurizki.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan negara-negara maju melalui program JETP, serta potensi besar sumber energi panas bumi di Indonesia, proses transisi energi menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan efisien.

Indonesia berada di titik penting dalam sejarah energi nasional dengan potensi untuk mengubah 'tulang punggung' sumber energinya dari batu bara menjadi panas bumi.

BACA JUGA:Eksplore Wisata Religi! Inilah Pesona Makam Sunan Kudus yang Masih Didatangi Peziarah

Dengan komitmen dan strategi yang tepat, Indonesia memiliki peluang emas untuk menjadi pemimpin dalam penerapan energi bersih di tingkat global. *

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: