Diyakini Candi Tertua di Trowulan! Inilah Fakta Menarik dan Sejarah Candi Brahu di Mojokerto

Diyakini Candi Tertua di Trowulan! Inilah Fakta Menarik dan Sejarah Candi Brahu di Mojokerto

Diyakini Candi Tertua di Trowulan! Inilah Fakta Menarik dan Sejarah Candi Brahu di Mojokerto -Foto: net-

Dalam prasasti itu disebutkan bahwa nama tempat tersebut adalah ‘warahu’, yang berarti tempat suci.

BACA JUGA:Sejarahnya Mirip Tembok Besar Riongkok, Begin Muasal Tembok Hadrian Peninggalan Romawi

BACA JUGA:Perjalanan Spiritual Sunan Drajat, Keajaiban dan Peninggalan Bersejarah di Lamongan

Sehingga, dari sinilah kemudian muncul nama Brahu. Terlebih lagi, candi ini merupakan candi Buddha yang didukung oleh penemuan arca-arca Buddha saat pertama kali digali.

Candi Brahu memiliki perbedaan dengan candi-candi lain yang umumnya ditemukan. Candi ini dibangun dengan bahan dasar batu bata dan tidak memiliki relief seperti Candi Borobudur karena batu bata yang lebih sulit dibuat relief.

Keunikan lainnya terletak pada bentuk bangunannya. Candi ini menghadap ke arah barat dengan bentuk dasar persegi panjang seluas 18×22,5 meter dan tingginya mencapai sekitar 20 meter.

Candi Brahu memiliki bentuk tubuh yang bukan persegi tegas, melainkan bersudut banyak, tumpul, dan berlekuk. Bagian tengah tubuhnya melekuk ke dalam seperti pinggang, yang diperkuat oleh pola susunan batu bata pada dinding barat atau dinding depan candi.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Mengenai Wayang Kulit

BACA JUGA:10 Dinasti Cina yang Membentuk Peradaban dan Kebudayaan Dunia Paling Bersejarah

Atap candi juga tidak berbentuk prisma bersusun atau segi empat, melainkan bersudut banyak dengan puncak datar. Candi Brahu memiliki kaki candi yang dibangun dalam dua susunan.

Kaki bagian bawah setinggi sekitar 2 meter dan memiliki tangga di sisi barat yang menuju selasar selebar sekitar 1 meter yang mengelilingi tubuh candi. Dari selasar pertama, terdapat tangga setinggi sekitar 2 meter yang menuju selasar kedua.

Di atas selasar kedua inilah tubuh candi berdiri.Di sisi barat, terdapat lubang semacam pintu pada ketinggian sekitar 2 meter dari selasar kedua.

Dahulu, mungkin ada tangga naik dari selasar kedua menuju pintu di tubuh candi.Namun sekarang, tangga tersebut sudah tidak ada lagi, sehingga sulit bagi pengunjung untuk masuk ke dalam ruangan di tubuh candi.

BACA JUGA:Mengulik 7 Fakta Menarik Tentang Wayang Kulit yang Menyimpan Kisah Bersejarah di Dalamnya

BACA JUGA:Sejarah Emas Pulau Sumatra, Anugerah Jadi Petaka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: