Nil Karunia Mesir, Misteri Sumber Air Sungai Terbentang Selama 3.000 Tahun

Nil Karunia Mesir, Misteri Sumber Air Sungai Terbentang Selama 3.000 Tahun

Foto : Sungai Nil dari antariksa dokumentasi NASA.-Nil Karunia Mesir, Misteri Sumber Air Sungai Terbentang Selama 3.000 Tahun-Google.com

PAGARALAMPOS.COM - Pencarian untuk menemukan sumber air Sungai Nil adalah salah satu pertanyaan ilmiah terpenting abad ke-19 di Eropa.

Meskipun sulit untuk membayangkan teka-teki semacam itu ada di era Google Maps saat ini, upaya-upaya penelusurannya kala itu hampir sama mencekamnya dengan perlombaan untuk menempatkan manusia di bulan, karena terbungkus dalam cerita kepahlawanan dan intrik.

Ekspedisi-ekspedisi pencarian sumber air Sungai Nil itu mengarah pada pemuliaan tokoh-tokoh seperti David Livingstone, Henry Morton Stanley, dan Richard Francis Burton, tetapi dengan mengorbankan diri untuk mengalami cedera, penyakit, dan bahkan kematian dalam kasus Livingstone.

Pada saat yang sama, pencarian geografis ini, dalam beberapa hal, memicu minat kolonial Eropa di Afrika. Hal itu terbukti terjadi salama bertahun-tahun kemudian.

BACA JUGA:Benarkah Serangan Kerajaan Chola Menaklukkan Sriwijaya, Begini Catatan Sejarahnya

Misteri sumber Sungai Nil telah menjadi tantangan selama tiga ribu tahun,” ujar Christopher Ondaatje, seorang penjelajah yang menulis buku Journey to the Source of the Nile, seperti dilansir Discover Magazine.

Sungai Nil telah memainkan peran kunci dalam beberapa peradaban paling kuno yang menghuni planet ini.

Tanpa air dalam jumlah besar, orang-orang Mesir kuno kemungkinan besar tidak akan pernah mengumpulkan kekayaan dan kekuatan yang dibutuhkan untuk membangun piramida dan mengendalikan wilayah yang luas sejak 5.000 tahun yang lalu.

Herodotus, sejarawan Yunani terkenal dari abad ke-5 Sebelum Masehi, melakukan perjalanan dengan caranya sendiri, bertanya-tanya tentang sumber air dalam jumlah besar itu seperti yang dilakukan tokoh-tokoh seperti Alexander Agung, Cyrus Agung dan putranya, dan para pemimpin Romawi seperti Julius Caesar dan Nero.

BACA JUGA:Menguak Misteri Sosok Cleopatra Sebenarnya, Ratu Ikonik di Sejarah Mesir Kuno

“Nil caput quoerere adalah pepatah Romawi yang jika diterjemahkan secara longgar maksudnya adalah 'mencari kepala Sungai Nil,' atau untuk mencoba yang tidak mungkin,” kata Ondaatje.

Firaun Ptolemeus II Philadelphus juga tertarik pada pencarian sumber air Sungai Nil ini. Pada abad ke-3 Sebelum Masehi ia mengirimkan ekspedisi cukup jauh untuk mencari tahu sumber ari Nil Biru yang mungkin berasal dari pegunungan Etiopia.

“Orang-orang Mesir juga tertarik untuk menemukan sumbernya karena itu mempengaruhi pertanian mereka,” kata Angela Thompsell, profesor sejarah di State University of New York yang memiliki spesialisasi keahlian dalam bidang sejarah kolonial Afrika dan Inggris.

Namun, tak satu pun dari upaya-upaya ini berhasil mencapai sumbernya. Seperti banyak sungai dengan panjang yang sebanding, Sungai Nil memiliki sejumlah anak sungai utama, atau cabang-cabang sungai atas yang mengalir ke dalamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: