Kisah Pilu Kehidupan Budak di Peradaban Romawi Kuno, Tragisnya Diberlakukan Seperti Ini

Kisah Pilu Kehidupan Budak di Peradaban Romawi Kuno, Tragisnya Diberlakukan Seperti Ini

Foto : Ilustrasi, perbudakan di masa kejayaan Romawi.-Kisah Pilu Kehidupan Budak di Peradaban Romawi Kuno, Tragisnya Diberlakukan Seperti Ini-National geographic

PAGARALAMPOS.COM - Lingkungan bangsa Romawi dipenuhi dengan para budak. Jumlah orang bebas dan budak hampir sama. Kehidupan seorang budak Romawi dapat sangat bervariasi berdasarkan tugas yang diberikan dan apa yang dilakukan oleh majikan mereka.

Budak bisa jadi gladiator, pekerja tambang, pelacur, manajer, atau bahkan pembuat tembikar. Hampir setiap pekerjaan Romawi dapat dilakukan oleh budak. Apakah mereka juga memiliki hak dan dibayar?

Kehidupan seorang budak Romawi bukanlah kehidupan yang ideal, tetapi terkadang bisa lebih nyaman dari yang diharapkan. Meski demikian, tidak pernah ada jaminan bahwa seorang budak dapat memiliki kehidupan yang baik.

Kehidupan budak

Biasanya, budak akan tidur di atas tumpukan jerami dengan selimut di atasnya, baik di dapur, lorong, atau loteng. Tentu saja, budak perempuan yang cantik menawan harus tunduk pada hasrat seksual tuannya.

BACA JUGA:Misteri Catuvellauni, Suku Inggris yang Tangguh, Berani Menentang Kekaisaran Romawi

Kadang-kadang, para nyonya akan membuat hidup budak perempuan menjadi sangat sulit. Hanya karena mereka curiga budak 'tidur' dengan suaminya.

Juvenal, penyair satir, bercerita tentang seorang budak perempuan bernama Pescas yang sering dipukuli majikannya. Ini disebabkan karena majikannya mengira ia melayani kebutuhan seksual suaminya.

Budak tidak bisa melakukan apa-apa selain menggumamkan beberapa kata, mencuri makanan, menyebarkan desas-desus palsu, dan hal-hal kecil serupa.

Apakah budak memiliki hak dalam hukum?

Hak-hak hukum tidak berarti apa-apa dalam kehidupan seorang budak Romawi. Mereka bahkan tidak memiliki hak hukum untuk menikah. Meski dapat membangun keluarga, tuannya bisa memisahkan pasangan itu atau menjualnya jika mereka mau.

BACA JUGA:Temuan Vila dan Mosaik dari Era Kekaisaran Romawi, Siapa Pemiliknya

Anak-anak yang lahir dari pernikahan budak adalah milik tuannya. Mereka dapat dipisahkan dari orang tua dan dijual oleh sang Majikan.

Pada abad ke-5 M, Kode Hukum Theodosius menetapkan jika budak dipisahkan dari keluarga, mereka harus dipersatukan kembali dan ditempatkan dengan satu pemilik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: