Padusan. Tradisi Masyarakat Jawa Sucikan Diri Jelang Ramadhan. Bersihkan Jiwa Mendekatkan Diri Pada Pencipta

Padusan. Tradisi Masyarakat Jawa Sucikan Diri Jelang Ramadhan. Bersihkan Jiwa Mendekatkan Diri Pada Pencipta

Padusan. Tradisi Masyarakat Jawa Sucikan Diri Jelang Ramadhan. Bersihkan Jiwa Mendekatkan Diri Pada Pencipta--Net

Warisan dari Kerajaan Mataram Kuno

Pada kala itu di Kerajaan Majapahit, para ksatria, brahmana, hingga empu terbiasa mandi besar untuk mensucikan diri.

Maka dari itu, dapat disebut bahwa tradisi padusan ini merupakan adopsi dari kebudayaan peninggalan agama Hindu, Budha, dan Animisme yang sebelumnya telah berkembang di Pulau Jawa.

Nah, padusan yang menjadi tradisi adat Jawa tersebut akhirnya berhasil dipadukan dengan agama Islam oleh para Wali Songo.

BACA JUGA:Yuk Simak Sinopsis Black Panther Wakanda Forever, Babak Baru Wakanda Usai Kepergian T'Challa

Tradisi ini bermakna bahwa sebelum meminta rahmat kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, kita diharuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu, baik jiwa dan raga.

Pada masa kerajaan, tradisi Padusan dilakukan oleh para raja dan bangsawan sebagai upaya menjaga kesehatan dan kesucian tubuh.

Air yang digunakan untuk mandi berasal dari mata air suci yang dipercaya memiliki khasiat penyembuhan.

Selain itu, tradisi ini juga dianggap sebagai bagian dari upacara keagamaan untuk memohon berkat dari dewa-dewi.

BACA JUGA: Imbauan Lurah Bangun Jaya Untuk Warga, Jangan Buang Sampah Sembarangan Demi Kesehatan dan Cegah Banjir

etelah masa kerajaan, tradisi Padusan terus dilestarikan oleh masyarakat Jawa.

Pada awalnya, tradisi ini hanya dilakukan oleh kalangan bangsawan dan priyayi.

Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai merambah ke kalangan rakyat biasa.

Di masa kolonial Belanda, tradisi Padusan sempat mengalami penurunan popularitas.

BACA JUGA:Makin Berkeringat Makin Wangi. 3 Parfum Ini Cocok Untuk Pria dengan Aktivitas Outdoor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: