Menelusuri Sejarah Gedung Bengkok Peninggalan Bersejarah di Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Menelusuri Sejarah Gedung Bengkok Peninggalan Bersejarah di Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Menelusuri Sejarah Gedung Bengkok Peninggalan Bersejarah di Masa Pemerintahan Hindia Belanda -Foto: net-

BACA JUGA:kerajaan Kutai: Sejarah, Masa Kejayaan Hingga Runtuhnya Kerajaan

Selain itu, duta besar Prancis, sejumlah akademisi, kalangan artis dan kalangan lainnya yang juga pernah menginjakan kaki di Gedung Negara.

Sehingga tempat ini masih berfungsi dengan baik.

“Bahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat ke Gedung Negara menyampaikan bahwa masih ada garis persaudaraan dengan Prabu Geusan Ulun,” ungkapnya.

Ketua Pengurus Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang (YNWPS), Rd Lucky Djohari Soemawilaga menjelaskan Gedung Negara dibangun oleh Pangeran Sugih yang bertujuan untuk pengembangan tata kota di Sumedang.

BACA JUGA:Perjalanan Sejarah, Jejak Kerajaan di Tengah Kehidupan 5 Suku Sulawesi Utara

BACA JUGA:Arkeolog Berhasil Temukan Kastil Bersejarah 600 Tahun di Bawah Galian Hotel Mewah

“Kota Sumedang lama bangunannya dulunya yaitu Gedung Srimanganti yang dibangun oleh Pangeran Panembahan Sumedang Larang dan selesai dibangun pada 1706,” ungkap Lucky.

Lucky mengungkapkan gedung tersebut merupakan pusat Pemerintahan Sumedang.

Dinamakan Gedung Bengkok karena Gedung Negara didirikan dari hasil produktivitas tanah carik para petani.

Dia melanjutkan bahwa Gedung Negara dengan luas kurang lebih 400 meter persegi tersebut statusnya adalah tanah wakaf dari peninggalan Pangeran Sugih.

Gedung itu didirikan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Jadi dari dulu itu memang difungsikan sebagai sarana untuk pelayanan kepada masyarakat dan sampai sekarang sifatnya dengan Pemda Sumedang tidak sewa tapi difungsikan sebagai pelayanan kepada masyarakat,” terangnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: