Pertamina Restui Pertashop Jual Pertalite, Angin Segar bagi Pengusaha

Pertamina Restui Pertashop Jual Pertalite, Angin Segar bagi Pengusaha

Pertamina Restui Pertashop Jual Pertalite, Angin Segar bagi Pengusaha--

PAGARALAMPOS.COM - Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga telah memberikan lampu hijau bagi pengusaha Pertamina Shop atau yang dikenal dengan Pertashop untuk menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.

Keputusan ini diambil sebagai respons atas tekanan bisnis yang dialami oleh para pengusaha Pertashop akibat disparitas harga BBM jenis Pertalite dengan BBM nonsubsidi Pertamax.

Disparitas harga yang signifikan antara Pertalite dan Pertamax telah menimbulkan penurunan omzet yang drastis bagi bisnis Pertashop, menyebabkan banyak di antaranya mengalami kerugian dan bahkan harus menutup usahanya.

Sebagai lembaga penyalur BBM skala kecil, Pertashop sebelumnya hanya diperbolehkan menjual produk BBM Pertamax dan Dexlite.

BACA JUGA:Mengulik Fakta Menarik Gerhana Matahari Total Sebelum Lebaran 2024

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menjelaskan bahwa perseroan bersama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah melakukan kajian terhadap peluang pemberian izin penjualan Pertalite kepada Pertashop.

Berdasarkan izin dari BPH Migas, Pertashop kini diperbolehkan menjual BBM Pertalite di luar Pulau Jawa.

Ini merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi disparitas harga dan mendukung kelangsungan bisnis Pertashop.

"Koordinasi dan izin dari BPH Migas bersama dengan kajian dari Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa lokasi yang difokuskan untuk menjual Pertalite justru di luar Jawa," ujar Riva saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.

BACA JUGA:Menyeramkan! Berikut Sinopsis Tumbal Kanjeng Iblis, Kisah Ritual Sekte Pemuja Setan

Pengusaha Pertashop telah lama mengeluhkan dampak negatif disparitas harga antara Pertalite dan Pertamax yang mulai terasa sejak April 2022.

Ketua Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah dan DIY, Gunadi Broto Sudarmo, mengungkapkan bahwa omzet bulanan pengusaha turun drastis hingga 90% setelah harga Pertamax naik.

Dengan harga Pertamax Rp12.500 per liter dan Pertalite Rp7.650 per liter, omzet Pertashop hanya mencapai 16.000 liter per bulan, turun dari 38.000 liter per bulan sebelumnya.

Selain itu, disparitas harga tersebut dimanfaatkan oleh pengecer ilegal, seperti Pertamini, yang menjual Pertalite dengan harga lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: