Benarkah Arkeolog Dunia Dilarang Ganggu Kuburan Muslim di Arab? Simak Alasannya Disini!

Benarkah Arkeolog Dunia Dilarang Ganggu Kuburan Muslim di Arab? Simak Alasannya Disini!

Benarkah Arkeolog Dunia Dilarang Ganggu Kuburan Muslim di Arab? Simak Alasannya Disini! -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Manusia sepertinya harus lebih yakin bahwa kebudayaan yang ada di Bumi saling mempengaruhi.

Temuan berikut ini akan membuat gempar siapa saja. Sebuah pameran di Museum Enköping mengejutkan banyak pihak.

Para periset dari Universitas Uppsala menemukan bahwa sebuah tenunan yang ditemukan pada kuburan Viking sebenarnya berisi naskah Arab kuno.

Timur Tengah adalah harta karun bagi para arkeolog. Mereka berkumpul di sana dari seluruh dunia untuk mempelajari artefak berharga, reruntuhan, dan fosil tulang kuno.

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

BACA JUGA:Kekayaan Budaya Pulau Yap, Sejarah dan Makna Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional

Namun secara umum, penelitian terhenti ketika mencoba mempelajari kerangka manusia yang meninggal dalam 1.400 tahun terakhir.

"Di Bahrain dilarang menyentuh jenazah orang yang dikuburkan berdasarkan agama Islam," jelas Salman Almahari, kepala pelestarian warisan di Kementerian Kebudayaan dan Purbakala, otoritas yang bertanggung jawab atas penggalian di pulau tersebut, dikutip dari Al Fanar Media.

"Setiap kali kami menggali situs Islam, kami berhenti jika menemukan kuburan. Tetapi pada kuburan zaman pra-Islam kita bebas melakukan apapun yang kita inginkan," katanya.

Ia menyebutkan, para peneliti harus menghormati Muslim yang meninggal, sesuai dengan keyakinan agamanya. 

BACA JUGA:Candi Atau Pesanggrahan, Situs Gumbirowati Konon Ada Jejak Mataram, Kini Jadi Wisata Sejarah di Gunung Kidul

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

Sebaliknya, di Eropa, menggali tulang dari zaman kuno hingga sisa-sisa manusia yang baru berusia satu atau dua abad merupakan hal yang lumrah. Bahkan mantan raja Inggris pun tidak terkecuali.

Namun perbedaan keyakinan berarti bahwa pengetahuan arkeologi tentang kehidupan di dunia Arab sejak berdirinya Islam tidak memiliki data penting dibandingkan dengan periode waktu yang sama di Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: