Rusia Disebut Turun Peringkat Sebagai Eksportir Senjata Global
Foto : Alitsista Rusia.-Rusia Disebut Turun Peringkat Sebagai Eksportir Senjata Global-Indomiliter.com
BACA JUGA:Frigat Gorshkov Class Rusia Termodern, Dilengkapi Peluncur Rudal Hipersonik Tsirkon
Pengecualiannya adalah pelaksanaan kontrak besar yang diselesaikan sebelum operasi militer khusus, misalnya, perjanjian dengan India untuk penyediaan lima set resimen sistem pertahanan udara S-400 Triumph.
Bagi Rusia, penilaian ekspor senjata berdasarkan kontrak yang teridentifikasi secara bertahap kehilangan relevansinya khususnya setelah pemerintah AS mengadopsi undang-undang CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act) pada tahun 2017.
Sejak itu, setiap tahun transparansi data yang diberikan mengenai kontrak ekspor senjata baru terus menurun, yang secara otomatis “memperburuk” kinerja Rusia.
Termasuk kinerja dalam peringkat dunia pusat analisis terkemuka Barat yang memantau pasar senjata global, termasuk SIPRI.
BACA JUGA:Frigat Gorshkov Class Rusia Termodern, Dilengkapi Peluncur Rudal Hipersonik Tsirkon
Perlu dicatat bahwa sanksi AS tidak menyebabkan kehancuran seperti yang diharapkan oleh AS. Berdasarkan informasi yang terpisah-pisah, tidak lengkap dan belum terverifikasii.
SIPRI dalam laporan tertanggal 11 Maret 2024 mengklaim adanya penurunan ekspor Rusia sebesar 53 persen pada periode 2019 hingga 2023 dibandingkan periode yang sama tahun 2014-2018.
Artinya, dengan informasi yang terbatas, SIPRI – termasuk karena alasan politik yang jelas – menarik “kesimpulan” tentang penurunan signifikan dalam ekspor militer Rusia.
“Saat ini, kita perlu menilai situasi secara realistis dan tidak memperhitungkan penilaian Barat mengenai ekspor senjata Rusia: penilaian tersebut bermotif politik dan merupakan elemen perang informasi melawan Federasi Rusia,” ujar Korotchenko.
BACA JUGA:Tak Disangka, Ternyata Bukan Sang Rival Musuh yang Diwaspadai Barcelona, Ini Tim Paling Ditakuti!
Korotchenko menambahkan, bahwa pembeli utama senjata Rusia bukanlah negara satelit AS, yang terpaksa bergantung secara khusus pada pasokan AS, melainkan negara-negara Selatan, yang menerapkan kebijakan luar negeri dan pertahanan yang independen. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: