Tradisi Pembuatan Tapai Singkong di Alun Dua, Makanan Ringan Manis untuk Berbuka Puasa, Begini Cara Buatnya!

Tradisi Pembuatan Tapai Singkong di Alun Dua, Makanan Ringan Manis untuk Berbuka Puasa, Begini Cara Buatnya!

Tradisi Pembuatan Tapai Singkong di Alun Dua, Makanan Ringan Manis untuk Berbuka Puasa, Begini Cara Buatnya!--

BACA JUGA:Kasdam II/Swj Pimpin Apel Pelantikan 116 Prajurit Tamtama di Makodam

Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang manis serta enak, tapai telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual berbuka puasa di Alun Dua.

Namun, lebih dari sekadar makanan ringan yang nikmat, tradisi pembuatan tapai singkong ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya setempat.

Warisan ini tidak hanya dilihat sebagai proses memasak semata, tapi juga sebagai penjagaan akan keaslian dan identitas budaya masyarakat Alun Dua.

Semangat tradisional ini mengalir deras dari generasi ke generasi, memastikan kelangsungan dan keberlanjutan tradisi lokal yang kaya akan cita rasa dan sejarah.

BACA JUGA:Gila Gilaaan, Mendapat Izin Tingkat Penuh, Lockheed Martin Mampu Memproduksi 156 Unit F-35 per Tahun

Meskipun teknologi modern terus berkembang, kehadiran tapai singkong ini sebagai simbol kebersamaan dan keaslian budaya, tetap tidak tergantikan.

Mungkin, di era digital ini, tradisi seperti pembuatan tapai singkong bisa dianggap ketinggalan zaman oleh beberapa orang, namun bagi masyarakat Alun Dua, tradisi ini adalah jati diri yang harus dijaga dan dilestarikan.

Dengan setiap gigitan yang memanjakan lidah, tapai singkong tidak hanya memenuhi kebutuhan gastronomi, tapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya di tengah-tengah kesibukan zaman modern.

Dalam setiap potongannya, terpatri sebuah cerita panjang tentang kehidupan dan kearifan lokal, yang akan terus dikenang oleh generasi mendatang.

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Picu Kewaspadaan, BPBD Imbau Masyarakat Waspada Pohon Tumbang, Begini Kata Jon Hasman!

Dengan demikian, tradisi pembuatan tapai singkong di Alun Dua tidak hanya sekedar tradisi kuliner, tapi juga sebuah perayaan akan kebersamaan, keberagaman, dan kearifan lokal yang harus tetap dijaga dan diapresiasi oleh semua orang.

Semoga tapai singkong tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual Ramadan dan menjadi simbol kebersamaan yang abadi bagi masyarakat Alun Dua dan di luarnya. *

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: