Masjid Tua Tondon, Saksi Keharmonisan Islam dan Kebudayaan Lokal di Enrekang

Masjid Tua Tondon, Saksi Keharmonisan Islam dan Kebudayaan Lokal di Enrekang

Masjid Tua Tondon, Saksi Keharmonisan Islam dan Kebudayaan Lokal di Enrekang--

PAGARALAMPOS.COM - Masjid Tua Tondon, sebuah simbol megah yang menjulang di atas bukit batuan andesit di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, telah menjadi saksi bisu penyebaran Islam yang damai dan penuh kearifan lokal. 

Dengan usianya yang diperkirakan lebih dari 400 tahun, masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah tetapi juga ikon kebudayaan dan sejarah bagi masyarakat setempat.

Sejarah dan Arsitektur

Masjid ini dibangun oleh Nene’ Saimi, seorang tokoh terkemuka yang juga merupakan pembaca khotbah Jumat pertama di tempat ibadah ini. 

Masjid Tua Tondon memadukan nilai-nilai Islam dengan arsitektur tradisional Bugis-Makassar. 

BACA JUGA:Mengenali Tanda-tanda Rumah Terkena Sihir, Begini Cara Mengatasinya Menurut Islam!

Desainnya yang unik, menyerupai rumah panggung dengan dinding dan lantai kayu serta atap ijuk, mencerminkan keharmonisan antara kepercayaan dan tradisi. 

Hal ini menjadikan masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya.

Fungsi Sosial dan Budaya

Tradisi seperti Maccera Manurun, yang diadakan setiap delapan tahun sekali, menunjukkan bagaimana masjid ini menjadi tempat berkumpulnya komunitas untuk merayakan dan melestarikan warisan leluhur. 

BACA JUGA:Perkembangan Penyebaran Agama Islam Oleh Kesultanan Demak dari Abad ke-15

Masjid Tua Tondon tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan yang memperkuat identitas sosial dan budaya masyarakat Enrekang.

Peran dalam Penyebaran Islam di Enrekang

Islam menyebar di Kabupaten Enrekang melalui interaksi sosial dan perdagangan, bukan melalui penaklukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: