Revisi Perpres 191 Hampir Rampung, Perubahan Lanskap Subsidi BBM di Indonesia, Begini Hasil Perubahannya!

Revisi Perpres 191 Hampir Rampung, Perubahan Lanskap Subsidi BBM di Indonesia, Begini Hasil Perubahannya!

Revisi Perpres 191 Hampir Rampung, Perubahan Lanskap Subsidi BBM di Indonesia, Begini Hasil Perubahannya!--

PAGARALAMPOS.COM - Pemerintah Indonesia sedang mengalami perubahan besar dalam kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Dalam sebuah langkah transformatif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan bahwa pembelian BBM subsidi jenis Pertalite dan solar akan dibatasi.

Hal ini merupakan bagian dari revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, yang sedang dalam tahap penyelesaian.

Menurut Arifin Tasrif, hanya kendaraan-kendaraan tertentu yang akan diizinkan menggunakan BBM bersubsidi setelah revisi Perpres 191 rampung.

BACA JUGA:Misteri Keterlibatan Robert Bonosusaty Dalam Kasus Dugaan Korupsi Tata Niaga Timah, Ini Faktanya!

"Nanti ada kategori kendaraan kelas mana yang boleh pakai solar, pakai pertalite. Umumnya yang dikasih, untuk kendaraan yang mengangkut bahan pangan, bahan pokok, angkutan umum," kata Arifin di Komplek Kementerian ESDM.

Tujuan dari pembatasan ini adalah untuk memastikan bahwa alokasi subsidi BBM tepat sasaran.

Arifin mengingatkan bahwa jika alokasi tidak tepat, pemerintah akan mengalami kerugian.

Oleh karena itu, pemerintah menargetkan revisi Perpres 191 Tahun 2014 akan segera rampung.

BACA JUGA:Jangan Bingung Untuk Menentukan Potongan Rambut, Inilah 7 Inspirasi Pixie Hair Cut Trend 2024!

Meskipun pembatasan ini belum diberlakukan, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) telah mengurangi kuota penyaluran Pertalite untuk tahun ini.

Menurut Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, kuota penyaluran Pertalite pada tahun 2024 turun menjadi 31,7 juta kiloliter dari 32,56 juta kiloliter pada tahun sebelumnya.

Hal ini didasarkan pada realisasi penyaluran yang mencapai sekitar 30 juta kiloliter pada tahun sebelumnya.

Namun, ada peningkatan kuota penyaluran solar sebesar 2 juta kiloliter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: