Mengungkap Keberadaan Suku Mante: Suku Tertua Penghuni Hutan Aceh

Mereka juga tidak menggunakan alas kaki dan sering kali mengenakan perhiasan alami seperti gelang, kalung, atau anting.

Kehidupan Suku Mante

Suku Mante hidup dengan cara berpindah-pindah (nomaden) sesuai dengan musim dan kebutuhan.

Mereka tinggal di pondok-pondok yang terbuat dari bambu, kayu, atau daun-daunan dan membangun pagar dari ranting-ranting untuk melindungi diri dari binatang buas.

Suku ini memiliki bahasa tersendiri yang belum diketahui oleh orang luar. Kepercayaan dan adat istiadat mereka juga unik, dengan berbagai upacara yang dilakukan untuk meminta hujan, panen, atau kesembuhan.

Dalam kesehariannya, Suku Mante menjalani kehidupan seperti manusia pada umumnya, mulai dari bercocok tanam, berburu, memancing, hingga mengumpulkan hasil hutan dan membuat kerajinan tangan.

Mereka juga memiliki sistem sosial yang teratur, dengan pembagian tugas yang jelas berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Suku ini sangat menghormati orang tua dan menjaga keharmonisan antar anggota suku. Mereka juga dikenal sebagai suku yang damai dan ramah, tidak pernah terlibat dalam konflik dengan suku lain.

Misteri Suku Mante

Meski sudah dikenal sejak lama, keberadaan Suku Mante hingga kini masih menjadi misteri. Suku ini sangat sulit untuk diteliti atau dihubungi oleh orang luar karena mereka cenderung menghindari interaksi dengan manusia dari suku atau bangsa lain.

Jika merasa terancam, mereka akan melarikan diri atau bahkan menyerang.

Beberapa tahun lalu, sebuah video yang menunjukkan penampakan manusia kerdil di hutan Aceh menjadi viral. Video yang diambil oleh seorang pemotor ini memicu berbagai spekulasi tentang keberadaan dan identitas Suku Mante.

Ada yang percaya bahwa mereka adalah manusia purba yang masih bertahan hidup, sementara yang lain menganggap mereka sebagai makhluk mistis dengan kekuatan supranatural.

Namun, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang dapat memastikan atau menolak klaim-klaim tersebut.

Suku Mante adalah salah satu suku asli dari Aceh dengan ciri fisik dan budaya yang khas. Mereka termasuk suku tua yang diduga sebagai bagian dari nenek moyang orang Aceh dan termasuk dalam rumpun Melayu Proto.

Sumber: