5 Upcara Adat Maluku, Cuci Negeri Soya Hingga Makan Patita
5 Upcara Adat Maluku, Cuci Negeri Soya Hingga Makan Patita--
Obor Pattimura merupakan simbol api perjuangan dan semangat kemerdekaan yang tidak pernah padam. Obor Pattimura juga merupakan penghargaan dan penghormatan kepada Pattimura dan rakyatnya yang telah berkorban demi Maluku dan Indonesia.
Obor Pattimura biasanya dirayakan setiap tanggal 15 Mei, yang merupakan hari lahir Pattimura. Untuk memperingatinya, biasanya masyarakat bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk membuat perayaan. Perayaan ini dikenal dengan istilah Pawai Obor. Dalam pawai tersebut juga ditemukan prosesi lari obor.
Lari obor ini dimulai dari Pulau Saparua, tempat kelahiran Pattimura, ke Pulau Ambon, tempat eksekusi Pattimura. Kemudian, para pelari juga akan diarak ke Kota Ambon, tempat berdirinya patung Pattimura. Lari obor ini melibatkan ribuan orang, baik dari kalangan masyarakat, pemerintah, maupun TNI/Polri.
Lari obor ini memiliki makna dan nilai yang penting, antara lain:
BACA JUGA:Nganggung, Tradisi Yang Masih Eksis Masyarakat Bangka
- Menunjukkan rasa cinta dan bangga kepada Pattimura dan rakyatnya yang telah menjadi pahlawan nasional.
- Menunjukkan rasa syukur dan bersyukur kepada Tuhan atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
- Menunjukkan rasa solidaritas dan kebersamaan antara masyarakat Maluku dan Indonesia.
- Menunjukkan rasa semangat dan optimisme untuk terus berjuang dan berkarya bagi Maluku dan Indonesia.
5. Makan Patita
Makan patita adalah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh masyarakat Maluku. Sampai saat ini tradisi ini masih dilestarikan. Tradisi ini menghidangkan menu makanan khas Maluku, seperti ikan asar, patatas rebus, sayur-sayuran, papeda, singkong rebus, dan sebagainya.
Biasanya acara makan patita akan dilangsungkan saat ada momentum-momentum besar yang terjadi, seperti:
BACA JUGA:Uniknya Maras Taun, Tradisi Usai Panen dari Urang Belitung
- Hari ulang tahun atau perayaan ulang tahun berdirinya kota
- HUT kemerdekaan negara Indonesia
- Perayaan hari besar
- HUT tempat ibadah
Makan patita dilakukan dengan cara menyiapkan meja panjang yang ditutupi dengan kain putih. Kemudian, makanan dan minuman disusun di atas meja dengan cara yang rapi dan menarik. Masyarakat kemudian duduk di sekitar meja, dan berdoa bersama sebelum makan. Setelah itu, masyarakat boleh mengambil makanan dan minuman sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka.
BACA JUGA:Antara Tradisi dan Kontroversi! Inilah Pembahasan Lengkap Sumpah Pocong dalam Islam
Makan patita memiliki makna dan nilai yang penting bagi masyarakat Maluku, antara lain:
- Menunjukkan rasa syukur dan bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat dan karunia yang diberikan.
- Menunjukkan rasa hormat dan menghargai kepada para leluhur dan pahlawan yang telah berjuang dan berjasa bagi Maluku.
- Menunjukkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan antara masyarakat, tanpa membedakan suku, agama, atau golongan.
- Menunjukkan rasa keramahtamahan dan kesopanan kepada tamu-tamu yang datang, dengan memberikan yang terbaik dan terbanyak.
- Menunjukkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya dan tradisi Maluku, dengan melestarikan dan mengembangkan makanan khas Maluku.
Demikianlah artikel yang saya buat tentang Maluku: Daerah Kepulauan dengan Budaya dan Tradisi yang Kaya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang Maluku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: