5 Upcara Adat Maluku, Cuci Negeri Soya Hingga Makan Patita
5 Upcara Adat Maluku, Cuci Negeri Soya Hingga Makan Patita--
BACA JUGA:Menelusuri Keberagaman Budaya: 10 Tradisi Unik dari Penjuru Dunia
Jika sasi diterapkan di darat, maka masyarakat tidak boleh menebang pohon, memetik buah, atau memanen tanaman di wilayah yang ditetapkan sebagai sasi.
Upacara adat sasi dilakukan dengan cara menandai wilayah yang menjadi sasi dengan bendera, papan, atau tanda lainnya. Kemudian, masyarakat melakukan doa dan sesaji kepada Tuhan dan leluhur, agar memberkati hasil panen yang akan datang.
Selama masa sasi, masyarakat harus menjaga dan mengawasi wilayah sasi, agar tidak ada yang melanggar aturan.
Masa sasi biasanya berlangsung selama beberapa bulan, tergantung dari jenis dan musim panen. Setelah masa sasi berakhir, masyarakat melakukan upacara pembukaan sasi, dengan cara mengambil bendera, papan, atau tanda lainnya.
BACA JUGA:10 Tradisi Budaya Menarik: Eksplorasi Kekayaan Budaya di Seluruh Dunia
Kemudian, masyarakat boleh memanen hasil panen dengan cara yang adil dan bijaksana.
Upacara adat sasi memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, karena diberi waktu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
- Mencegah kerusakan lingkungan, karena tidak ada eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam.
- Membangun kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan, karena harus menghormati dan menjaga aturan sasi.
- Menguatkan ikatan sosial dan budaya masyarakat, karena harus bekerja sama dan saling menghargai dalam melaksanakan sasi.
BACA JUGA:Tradisi yang Tergerus Waktu: Menjaga Keberadaan Rumah Adat Lahat
4. Obor Pattimura
Obor Pattimura adalah kebiasaan atau acara yang ditujukan untuk mengenang pahlawan Pattimura, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah yang datang di kawasan Maluku.
Pattimura adalah seorang kapitan atau pemimpin perang yang berasal dari Pulau Saparua. Ia bersama rakyatnya berjuang melawan Belanda, yang ingin menguasai Maluku pada tahun 1817.
Perjuangan Pattimura dan rakyatnya sangat heroik dan gigih. Mereka berhasil merebut benteng Duurstede, yang merupakan markas besar Belanda di Maluku.
Namun, akhirnya mereka harus menghadapi serangan balik Belanda yang lebih besar dan kuat. Pattimura dan rakyatnya tidak menyerah, dan terus berperang hingga akhirnya tertangkap dan dihukum mati oleh Belanda.
BACA JUGA:Tradisi yang Tergerus Waktu: Menjaga Keberadaan Rumah Adat Lahat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: