Menengok Sejarah Kelam Perang Saudara Tiongkok dalam Film Assembly

Menengok Sejarah Kelam Perang Saudara Tiongkok dalam Film Assembly

Menengok Sejarah Kelam Perang Saudara Tiongkok dalam Film Assembly-IMBD-IMBD

Film ini mengambil sudut pandang dari seorang perwira PLA bernama Gu Zidi. Pada pembukaan film, ia digambarkan mengalami kehilangan rekannya dan akhirnya mendekam di penjara militer akibat mengambil langkah yang drastis dalam membalas kematian salah satu rekan terdekatnya.

Semasa Gu Zidi dipenjara, Ia bertemu dengan seorang guru yang direkrut sebagai prajurit melalui wajib militer.

Gu Zidi akhirnya dibebaskan dari tahanan militer dan ditugaskan untuk mempertahankan sebuah garis wilayah yang penting.

BACA JUGA:Blind, Drama Ok Taec Yeon yang Penuh Ketegangan, Dijamin Seru Abis!

Karena rekannya yang meninggal adalah perwira penting, posisi tersebut lowong sehingga Gu Zidi memutuskan untuk mengangkat guru yang ia temui di penjara sebagai perwira tangan kanannya. 

Film ini berpusat pada perjuangan Gu Zidi dalam mempertahankan garis wilayah tersebut. Pasukan yang ia pimpin harus berkorban banyak hingga titik darah penghabisan.

Film ini juga menunjukkan beberapa segmen cerita nasib pasukan Gu Zidi di penghujung misi tersebut.

BACA JUGA:Bikin Mikir Keras! Untouchable, Drama Korea dengan Konflik yang Kompleks

Penuh aksi dan tragedi yang saling seimbang

Layaknya film perang yang berkualitas, Assembly menyeimbangkan antara elemen aksi dan tragedi.

Adegan pertempuran diwarnai dengan letupan senjata api dan meriam artileri yang memekik, serta aksi para prajurit dalam berperang melawan musuh dengan penuh keberanian.

Namun, di mana ada perang, di situ pasti ada korban jiwa. Banyak kematian tokoh-tokoh yang disayangi oleh audiens berkat watak mereka yang baik dan menjadi sahabat bagi tokoh utama.

BACA JUGA:6 Rekomendasi Drama Terbaru Jung Eun Ji Apink, Salah Satunya Blind!

Sehingga, film ini menggambarkan tragedi kehilangan sahabat rekan tercinta dan keluarga mereka di kampung halaman.

Film ini layak ditonton karena tidak hanya sekadar film propaganda ideologis, namun memiliki banyak pesan yang ingin disampaikan oleh penulis bahwa selain keberanian dan kepahlawanan, perang juga membawa kesedihan yang mendalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: