Sukses Luncurkan Satelit Mata-Mata Dengan Roket Falcon 9, Kabarnya Kosel Mau Saingi Korut
Foto : Peluncuran satelit mata mata.-Sukses Luncurkan Satelit Mata-Mata Pertamanya Dengan Roket Falcon 9, Katanya Korsel Mau Tandingi Korut-Indomiliter.com
Berbagai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang peluncuran satelit apa pun oleh Korea Utara, dan menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauhnya.
BACA JUGA:Didukung Rusia, Iran Kembangkan Khayyam, Satelit Mata-Mata Yang Diluncurkan Roket Soyuz
Korea Utara menanggapinya dengan marah, dengan mengatakan bahwa mereka mempunyai hak kedaulatan untuk meluncurkan satelit mata-mata untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai peningkatan permusuhan dari AS. Korea Utara juga sesumbar akan meluncurkan satelit mata-mata tambahan.
Pada hari Sabtu, Kementerian Pertahanan Korea Utara mengancam akan mengambil langkah-langkah yang tidak ditentukan untuk menghilangkan atau melemahkan kemampuan satelit mata-mata AS.
Sebagai protes atas apa yang mereka sebut sebagai komentar “sampah” oleh pejabat Komando Luar Angkasa AS yang tidak disebutkan namanya yang mengisyaratkan adanya serangan terhadap satelit Korea Utara. Kementerian Korea Utara menyatakan akan menganggap tindakan tersebut sebagai deklarasi perang.
Pernyataan Korea Utara tersebut menyusul pernyataan Sheryll Klinkel, pejabat dari US Space Force yang disiarkan di Radio Free Asia, sebuah layanan berita yang didanai pemerintah AS pada awal pekan ini.
BACA JUGA:Percaya Tidak, Jika Diorbitkan Satelit Kayu Jepang Ini Tahan Perubahan Ekstrim Kosmik
Ketika Klinkel ditanya apakah Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk memblokir operasi satelit mata-mata Korea Utara.
“Operasi ruang angkasa Pasukan Gabungan dapat menghalangi kemampuan dan layanan luar angkasa dan ruang angkasa musuh dengan menggunakan berbagai cara.
Yang dapat diubah dan tidak dapat diubah, serta mengurangi efektivitas dan mematikan kekuatan musuh di semua domain.”
Peluncuran satelit Korea Utara telah mengobarkan permusuhan antara kedua Korea, dan kedua negara tersebut mengambil langkah-langkah untuk melanggar perjanjian militer sebelumnya yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan militer di garis depan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: