Beginilah Kisah Sabdo Pulon yang Mengutuk Pulau Jawa Karena Tak Setuju Keputusan Raja Majapahit!

Beginilah Kisah Sabdo Pulon yang Mengutuk Pulau Jawa Karena Tak Setuju Keputusan Raja Majapahit!

--

PAGARALAMPOS.COM -  Diketahui menurut sejarah Sabdo Palon adalah Pendeta sakti Kerajaan Majapahit yang abadi. 

Sabdo Palon jugo berperan orang kepercayaan Nomor 1 sebagai penasihat spiritual Prabu Brawijaya Raja Majapahit, yang memerintah pada tahun 1453-1478.

Akan tetapi, keadaan berubah pada saat Sang Raja Prabu Brawijaya memutuskan untuk memeluk agama Islam lalu meninggalkan agama Budha. 

Mendengar hal ini Sabda Palon pun menolaknya, ia mengatakan Prabu Brawijaya dan seluruh keturunannya akan hidup dalam kesusahan. 

Dengan Begitu Tanah Jawa tinggal menjadi nama, karena jati dirinya telah hilang dari keistimewaannya.

BACA JUGA:Dobrak Pasar Motor Listrik, Polytron Kenalkan Fox R, Murah Begini Penampakannya

Tidak hanya sampaia disitu, Keturunan bangsa Jawa juga Terkena dampaknya. Biji padi akan sulit tumbuh, karena ditolak para dewa.

Sang Penasehat juga Dia juga mengatakan, bahwa Nanti Tanah Jawa akan berubah hawanya dari biasanya. 

Tanah Jawa ini akan terasa lebih panas dan kurang hujan, berkurang hasil pertanian, banyak manusia yang suka berbohong, suka berbuat nista dan mudah berucap janji

Diikuti dengan Malapetaka yang datang terus-menerus itu adalah hukuman bagi manusia Jawa yang berani pindah keyakinan dan akan berakhir jika kembali memeluk Budha.

"Jika hamba tidur, hamba mampu tidur selama 200 tahun. Selama saya tidur, di Jawa akan banyak terjadi perang antar-saudara. Yang kuat akan memangsa sesamanya, menghancurkan sesama bangsanya sendiri," Ucap Sabo Palon. 

BACA JUGA:Ganjar-Mahfud Peduli UMKM, Siapkan Lapak 40 Persen di Ruang Publik

Palon Juga mengatakan jika dirinya adalah seorang Semar. Menurut kepercayaan Jawa, Semar merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Ia mengatakan Tugasnya Yaitu menjaga manusia untuk menjalankan perintah-Nya dari Gusti Kang Murbeng Dumadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: