Mari Mengenal Suku Jambi, Salahsatu Provinsi yang Ada di Pualu Sumatera
Suku jambi-Net-
PAGARALAMPOS.COM - Membahas tentang suku di Jambi dan sejarahnya tidak akan terlepas dari situs muaranya.
Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Provinsi Jambi dihuni lebih kurang sebanyak 3,55 juta penduduk.
Provinsi Jambi resmi menjadi sebuah provinsi otonom berdasarkan UU Darurat Nomor 19 Tahun 1957 yang kemudian ditetapkan menjadi UU Nomor 61 Tahun 1958.
Suku Jambi atau Melayu jambi merupakan suku bangsa pribumi yang berasal dari Provinsi Jambi.
BACA JUGA:Pantau Situasi Terkini Jelang Pemilu 2024, Polres Pagar Alam Intens Patroli Ops Mantap Brata
Suku ini mendiami wilayah kota Jambi, kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung, Batanghari, Bungo-Tebo dan sebagian di Sarko.
Dusun-dusun tempat tinggal mereka saling berjauhan dengan rumah-rumah yang dibangun di pinggiran sungai besar atau sungai kecil.
Nah penasaran kan dengan sejarah Suku yang ada di Jambi?. Berikut kami sajikan ulasan tentang sejarah suku Jambi yang telah kami rangkum dari berbagai sumber, simak sampai selesai ya!
Sejarah Jambi
Dilihat dari sejarahnya, Jambi merupakan wilayah yang terkenal dalam literatur kuno. Bahkan nama Jambi juga sering disebut dalam prasasti-prasasti dan juga berita-berita Tiongkok.
Hal tersebut merupakan bukti bahwa, orang Cina telah lama memiliki hubungan dengan Jambi khususnya Suku asli Jambi, yang mereka sebut dengan nama Chan-pei.
Diperkirkan, telah berdiri tiga kerajaan Melayu Kuno di Jambi, yaitu Koying (abad ke-3 M), Tupo (abad ke-3 M) dan Kantoli (abad ke-5).
Siring perkembanan jaman, kerajaan-kerajaan ini perlahan terlupakan dan sisa-sisa reruntuhan atau peninggalannya masih dalam proses penyelidikan dan penelitian lebih lanjut.
BACA JUGA:Main Battle Tank Rusia Punya Volnorez, Sistem Jammer Anti Drone Kamikaze FPV
Dalam sejarah kerajaan di Nusantara, Jambi dulu merupakan bagian dari wilayah Minanga Kamwa adalah tanah asal pendiri kerjaan Melayu dan Sriwijaya.
Dari wilayah inilah banyak lahir raja-raja di Nusantara, baik sekarang yang berada di Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Jambi sendiri pernah dikuasi beberapa kekuatan besar, seperti Sriwijaya, dan Kesultanan Johor.
Asal Usul Suku Jambi
Bangsa Melayu Jambi adalah percampuran antara banyak sub-ras manusia dan perpaduan antara banyak macam pengaruh kebudayaan sejak 10.000 tahun SM.
Manusia Austro-Melanesoid pada mulanya menempati kawasan dekat pantai dan sungai-sungai, hidup di dalam goa batu kerang atau abris sous roches. Sekarang lokasi goa goa batu kerang jauh di pedalaman.
Goa ini dijumpai di Sumatra (Jambi, Medan, Langsa/Aceh), Sulawesi, Papua, Kedah dan Pahang Malaysia.
Migrasi manusia Ras Mongoloid masuk perairan Asia Tenggara melahirkan manusia Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda).
Tapi tidak dapat diketahui kepastian kapan penyebaran itu dimulai, ahli sejarah hanya menghasilkan interpretasi terhadap temuan benda-benda budaya yang di tinggalkan, Ini pun jumlahnya sangat terbatas sehingga terbatas pula apa yang dapat diungkapkan.
Diperkirakan migrasi Paleo-Mongoloid ke Asia Tenggara terjadi dalam periode Prasejarah yang sangat panjang antara tahun 10.000 SM sampai tahun 2.000 SM.
Di Asia Tenggara manusia Paleo Mongoloid ini bertemu dengan manusia Austro-Melanesoid yang melahirkan manusia Proto melayu.
Pada masa Indonesia memasuki zaman logam, maka antara tahun 2000-500 SM dan antara tahun 500 SM - sampai menginjak awal abad Masehi terjadi lagi migrasi penduduk dari daerah Tonkin, Dongson di pegunungan Bascon-Hoabinh, Vietnam ke Asia Tenggara.
Penyebaran manusia pada periode ini adalah percampuran manusia Proto Melayu dengan Ras Mongoloid yang melahirkan manusia Deutro Melayu.
Manusia Proto Melayu mengembangkan kebudayaan batu tua yakni Kebudayaan Kapak Persegi dan Kebudayaan Kapak Lonjong.
Kapak Persegi disebut Kapak Genggam atau Kapak Sumatra, sedangkan kapak lonjong disebut Kapak Pendek.
Peralatan hidup manusia Proto Melayu antara lain adalah alat-alat mikrolit, serpihan batu obsidian. Manusia Deutro Melayu di Indonesia mengembangkan kebudayaan Logam dan Perunggu.
Manusia Deutro Melayu sangat penting artinya bagi sejarah penyebaran suku bangsa di Indonesia karena mereka inilah yang dianggap sebagai cikal bakal Orang Melayu dan Kebudayaan Melayu termasuk Melayu Jambi.
Sejak ratusan tahun lampau wilayah Jambi telah dihuni oleh masyarakat Proto Melayu seperti Suku Kerinci, Batin, Penghulu, dan Suku Anak Dalam.
Pada masa lampau mereka ini telah melatar-belakangi perkembangan Bahasa Melayu Jambi, budaya Melayu, maupun pasang naik dan turun kerajaan Melayu di daerah Jambi.
Begitu pula halnya mereka telah melewati perjalanan sejarah yang teramat panjang diawali masa Pra Sejarah, Melayu Buddha, dan Melayu Islam, sampai masa perjuangan melawan penjajah dan periode kemerdekaan.
Sebelum abad Masehi masyarakat Proto Melayu di Jambi telah mengembangkan suatu corak kebudayaan Melayu Pra Sejarah di wilayah pegunungan dan dataran tinggi.
Masyarakat pendukung kebudayaan ini antara lain adalah Suku Kerinci.
Orang Kerinci diperkirakan telah menempati kaldera danau Kerinci sekitar tahun 10.000 SM sampai tahun 2000 SM Mereka telah mengembangkan kebudayaan batu seperti kebudayaan Neolitikum.
Pada zaman dahulu yang dimaksud dengan wilayah Kerinci adalah mencakup daerah yang disebut dalam adat Jambi sebagai Kerinci Atas dan Kerinci Rendah.
Istilah Kerinci berawal dari kata "Korintji" yang artinya negeri di atas bukit.
Diperkirakan sekitar awal abad 1 Masehi agama Buddha mulai hadir di daerah Jambi. Kehadiran agama Buddha ini telah mendorong lahir dan berkembangnya suatu corak Kebudayaan Melayu Buddha.
Kebudayaan ini diidentifikasi sebagai corak kebudayaan Melayu Kuno. Kehadiran Kebudayaan Melayu Buddha ini di daerah Jambi menempati rentang waktu (periode) yang panjang, yaitu:
1) Masa munculnya agama Buddha sekitar abad 1 Masehi.
2) Masa perkembangan sekitar abad 4-6 Masehi.
3) Masa kejayaan sekitar abad 6-11 Masehi.
4) Masa menurun sekitar 11-14 Masehi.
5) Masa tenggelam sekitar abad 14-19 Masehi.
6) Masa muncul kembali sekitar awal abad 20 Masehi hingga sekarang.
Pada, masa kebudayaan Melayu Buddha mulai mundur, maka bersamaan periodenya kebudayaan Melayu Islam mulai berkembang.
BACA JUGA:Inovasi Terbaru! Inilah Spesifikasi Canggih Pada Samsung One UI 6
Kehadiran Islam di Jambi diperkirakan terjadi pada akhir abad 7 M sampai sekitar awal abad 11 M. Pada awal abad 11 M, ajaran Islam mulai menyebar ke seluruh lapisan masyarakat pedalaman Jambi.
Dalam penyebaran Islam di Jambi pulau Berhala, pulau yang berada di sebelah timur laut Jambi dipandang sebagai pulau yang teramat penting dalam sejarah Islam di Jambi.
Kehadiran Islam ini telah membawa perubahan mendasar bagi kehidupan sosial/masyarakat Melayu Jambi.
Agama Islam secara pelan-pelan tapi pasti, mulai menggeser kebudayaan Melayu Buddha sampai berkembangnya suatu corak Kebudayaan Melayu Islam.
Dewasa ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Jambi lebih dominan unsur Islaminya.
Di dalam hal kebiasaan tradisi terlihat adanya akulturasi antara unsur kebudayaan yang Islami dengan corak Melayu Kuno yang Buddhistis.
Unsur-unsur kebudayaan Melayu Jambi antara lain adalah sebagai berikut (Fachruddin Saudagar, 2006):
1) Upacara Kepercayaan Tradisional.
2) Sistem Masyarakat.
3) Gotong Royong
4) Perkawinan.
5) Kepemimpinan.
6) Pendidikan.
7) Bahasa.
8) Kesenian.
9) Pergaulan Muda Mudi.
10) Mata Pencarian.
11) Bangunan.
12) Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Teknologi).
13) Permainan.
14) Pengelolaan Sumberdaya Alam.
15) Makanan dan Minuman.
16) Ilmu Pengetahuan.
17) Pajak Negeri.
18) Hukum Adat.
19) Pengobatan tradisional.
Nah itulah sejarah singkat mengenai suku Jambi. Mengejutkan bukan?, Selain di anugerahi dengan kekayaan alam Jambi ternyata memiliki peranan penting dalam sejarah di kawan Asia.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: