Bener Gak Sih, Suku ini Punya Tradisi Pernikahan Sedarah Ibu dengan Anaknya Sendiri? Simak Faktanya Disini !

Bener Gak Sih, Suku ini Punya Tradisi Pernikahan Sedarah Ibu dengan Anaknya Sendiri? Simak Faktanya Disini !

Bener Gak Sih, Suku ini Punya Tradisi Pernikahan Sedarah Ibu dengan Anaknya Sendiri? Simak Faktanya Disini !-Foto: net-

Menyeimbangkan warisan budaya dan kebutuhan akan perubahan merupakan dinamika yang terus dihadapi suku Polahi dalam perjalanannya menuju masa depan yang lebih baik.

Meski pernikahan sedarah dianggap tabu, namun hal itu masih sering terjadi di suku Polahi.

Selain itu, poligami juga diterima di suku ini, dan para pria suku Polahi tidak keberatan untuk menikahi lebih dari satu wanita.

Sistem poligami yang unik ini seringkali berhubungan dengan pernikahan sedarah di suku Polahi, seperti menikahi dua saudara kandung sekaligus dan sebagainya.

BACA JUGA:Tradisi Unik Suku Polahi, Salahsatunya soal Pernikahan Pada Saudara Kandung!

Yang lebih mengejutkan, meskipun pernikahan sedarah sering kali dikaitkan dengan kelahiran anak-anak yang 

cacat, namun di suku Polahi tidak terdapat anak-anak cacat dari pernikahan sedarah tersebut. 

Anak-anak yang lahir dari pernikahan sedarah di suku Polahi justru normal dan sehat. Fenomena ini menjadi misteri yang belum terpecahkan di suku Polahi.

Meskipun suku Polahi telah mengalami pengaruh dari luar dan kehidupan mereka lebih sedikit modern, tradisi pernikahan sedarah masih sering ditemui. 

BACA JUGA:Keren! Ini Budaya 5 Suku Asli Daerah Sulawesi Utara

Suku Polahi adalah suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. 

Menurut cerita yang beredar, suku Polahi adalah masyarakat pelarian pada masa penjajahan Belanda yang menjadikan hutan sebagai tempat tinggal mereka untuk menghindari penjajahan. 

Sejak abad ke-17, suku Polahi hidup di daerah Boliyohuto, Paguyaman, dan Suwawa di Provinsi Gorontalo.

Ketika Indonesia merdeka, sebagian keturunan suku Polahi masih tetap tinggal di hutan. Sikap anti penjajah dari masa lampau terus diwariskan secara turun-temurun, sehingga orang di luar suku Polahi dianggap sebagai penindas dan penjajah. 

BACA JUGA:Kisah Mistis Dibalik Keindahan Gunung Pananggungan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: