Keyakinan Suku Polahi Menikahi Ibu Kandung, Simak Ini Alasannya!

Keyakinan Suku Polahi Menikahi Ibu Kandung, Simak Ini Alasannya!

Foto : Suku Polahi.-Keyakinan Suku Polahi Menikahi Ibu Kandung, Simak Ini Alasannya!-Google.com

Menyeimbangkan warisan budaya dan kebutuhan akan perubahan merupakan dinamika yang terus dihadapi  suku Polahi dalam perjalanannya menuju masa depan yang lebih baik.

BACA JUGA:Muncak Ke Gunung Sindoro, Siap Siap Mitos Bertemu Bidadari

Meski pernikahan sedarah dianggap tabu, namun hal itu masih sering terjadi di suku Polahi.

Selain itu, poligami juga diterima di suku ini, dan para pria suku Polahi tidak keberatan untuk menikahi lebih dari satu wanita.

Sistem poligami yang unik ini seringkali berhubungan dengan pernikahan sedarah di suku Polahi, seperti menikahi dua saudara kandung sekaligus dan sebagainya.

Yang lebih mengejutkan, meskipun pernikahan sedarah sering kali dikaitkan dengan kelahiran anak-anak yang cacat, namun di suku Polahi tidak terdapat anak-anak cacat dari pernikahan sedarah tersebut. 

BACA JUGA:Pastikan Kesiapan Tempur Satuan Arhanud, Kasad Tinjau Latihan Menembak Senjata Berat

Anak-anak yang lahir dari pernikahan sedarah di suku Polahi justru normal dan sehat. Fenomena ini menjadi misteri yang belum terpecahkan di suku Polahi.

Meskipun suku Polahi telah mengalami pengaruh dari luar dan kehidupan mereka lebih sedikit modern, tradisi pernikahan sedarah masih sering ditemui. 

Suku Polahi adalah suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. Menurut cerita yang beredar, suku Polahi adalah masyarakat pelarian pada masa penjajahan Belanda yang menjadikan hutan sebagai tempat tinggal mereka untuk menghindari penjajahan. 

Sejak abad ke-17, suku Polahi hidup di daerah Boliyohuto, Paguyaman, dan Suwawa di Provinsi Gorontalo.

BACA JUGA:Satgassus Polri Lakukan Pencegahan Korupsi Illegal Drilling

Ketika Indonesia merdeka, sebagian keturunan suku Polahi masih tetap tinggal di hutan. Sikap anti penjajah dari masa lampau terus diwariskan secara turun-temurun, sehingga orang di luar suku Polahi dianggap sebagai penindas dan penjajah. 

Hal ini membuat suku Polahi harus beradaptasi dengan kehidupan di hutan. Meskipun ada perubahan yang terjadi, tradisi pernikahan sedarah yang unik tetap menjadi bagian dari identitas suku Polahi.

Dengan cerita ini, kita dapat melihat keragaman suku bangsa dan keunikan tradisi yang ada di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: