Islam dan Sriwijaya, Sejak Zaman Kekhalifaan Umayah Sudah Berhubungan, Selian dengan Dinasti Tang China.

Islam dan Sriwijaya, Sejak Zaman Kekhalifaan Umayah Sudah Berhubungan, Selian dengan Dinasti Tang China.

Kerajaan Sriwijaya, Masa Kejayaan --

Akhir dari Kerajaan Sriwijaya tidak jelas, tetapi diyakini bahwa faktor-faktor seperti invasi dari kerajaan tetangga dan perubahan dalam jalur perdagangan internasional berkontribusi pada kemunduran dan hilangnya pengaruh Sriwijaya.


Ilustrasi Jalur Perdagangan zaman Kerajaan Sriwijaya-Instagram-@graecentanus

BACA JUGA:Gerbang Ini Penuh Mistis, Terukir Sejarah Kejayaan Majapahit Seantero Nusantara

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu pusat kebudayaan dan peradaban awal di Indonesia dan menjadi bagian penting dalam pembentukan sejarah nusantara.

 

Masyarakat yang ada di Kerajaan Sriwjaya sangat majemuk, dan mengenal stratatifikasi sosial.

Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting.

Tentang kadātuan vanua samaryyāda mandala dan bhūmi. Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu,(tnah rumah) tempat tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti dijaga.

BACA JUGA:Gak Tau Malu! Kok Anak Minta Ibu Layani Begituan Sii, Ini Fakta Menarik Tradisi Suku Polahi

Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. 

Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri.

Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman.

Sedangkan mandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan Sriwijaya.

BACA JUGA:Kisah Cinta Penuh Perjuangan, Inilah Sejarah Cinta Putri Tribhuwana Tunggadewi dan Gajah Mada yang Melegenda

Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota).

Pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: