Sumatera Selatan Mengenang Pahlawan, Kolonel Barlian Pahlawan Kemerdekaan, Ini ceritanya!

Sumatera Selatan Mengenang Pahlawan, Kolonel Barlian Pahlawan Kemerdekaan, Ini ceritanya!

Sejarah Perang Gerilya Indonesia -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Kolonel Barlian, seorang tokoh bersejarah yang mengemban peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tetap dikenang sebagai salah satu pahlawan Sumatera Selatan. Lahir pada tanggal 23 Juli 1922 di Tanjung Sakti Lahat, Sumatera Selatan.

Barlian tumbuh dalam keluarga yang terpandang dengan orang tua bernama Haji Senapi dan Pangeran Kawas sebagai saudaranya.

Pendidikan awalnya dimulai di Sekolah HIS, kemudian melanjutkan pendidikannya di MULO.

BACA JUGA:Ibu Gak Bisa Nolak Begituan dengan Anak Sendiri, Suku Polahi Masih Menjalankan Tradisi Unik Itu/

Namun, saat Jepang menduduki Indonesia selama Perang Dunia II, Barlian bergabung dengan satuan militer yang dibentuk oleh Jepang yang dipimpin oleh orang-orang pribumi.

Ini dilakukan karena situasi perang Pasifik semakin gawat.

Pada tahun 1943, Barlian mendaftar di Gyugun, sekolah militer Jepang di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Ia menjalani pendidikan militer dan berhasil memperoleh pangkat letnan dua serta menjadi komandan seksi mortir.

BACA JUGA:Tradisi Suku Polahi Terus Berlanjut, Pernikahan Sedarah Masih Dipertahankan

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1945, Kolonel Barlian bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bengkulu.

Kemudian, saat BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan selanjutnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Barlian tetap aktif dalam lingkungan militer.

Ia bahkan sempat menempuh pendidikan di Sekolah Staf dan Komando di Bandung.

Selama peristiwa PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) yang terjadi pada awal tahun 1950-an, Barlian memiliki sikap netral terhadap pemerintah pusat dan PRRI.

BACA JUGA:Terlaris! Inilah Tablet Xiaomi Dengan Spek dan Fitur Makin Canggih dengan Harga Terjangkau!

Meski diminta oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein untuk menjadi pemimpin dewan gerakan Garuda di Palembang.

Barlian tidak mendukung pemutusan hubungan terbuka dengan pemerintah pusat di Jakarta.

Kolonel Barlian terus berkarier dalam militer setelah periode tersebut.

Ia menjadi Kepala Staf Kodam 4 Sriwijaya pada tahun 1956 dan kemudian naik pangkat menjadi panglima Kodam 4 Sriwijaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: