Jejak Sejarah Tragis, Serangan Inggris di Bengkulu pada Abad ke-19
Jejak Sejarah Tragis, Serangan Inggris dan Bengkulu pada Abad ke-19--
Menurut Nauhijs, garnisun Bencoolen dipimpin oleh W. Scott dengan kekuatan sekitar 440 personel, terdiri dari 400 anggota pasukan India, yang dikenal sebagai 'Sipaijer' atau Orang-Orang Sipai, serta 40 orang Eropa.
Pasukan ini berasal dari korp artileri dan infanteri, yang dipimpin oleh seorang komandan berpangkat Letnan Kolonel dan beberapa letnan.
BACA JUGA:Misteri Batu Gajah, Simbol Kekuatan Mistis di Hutan Bukit Kaba Bengkulu
Semua anggota pasukan tinggal di dalam Benteng Marlborough, kecuali para perwira yang diperkenankan tinggal di luar benteng.
Peran Militer Inggris dan Tragedi di Bengkulu
Garnisun Inggris di Bengkulu berperan penting dalam menjaga kekuasaan Inggris selama hampir satu setengah abad.
Salah satu momen tragis dalam sejarah Bengkulu adalah serangan pasukan Inggris sebagai balasan atas terbunuhnya Residen Thomas Parr, yang tinggal di luar benteng, akibat serbuan dan perlawanan warga lokal.
Dalam aksi balas dendam ini, beberapa perkampungan di Bengkulu dibakar dan dihancurkan, dan sejumlah warga lokal, termasuk yang tidak terlibat dalam serbuan, dibunuh dengan cara yang kejam.
BACA JUGA:Taukah Kamu? Inilah 7 Fakta Menarik tentang Gunung Kaba, Tempat Wisata Alam Bengkulu
Ketika itu, Bengkulu dihuni oleh sekitar 80 ribu jiwa, termasuk orang-orang Eropa, Cina, Jawa, Madura, Bali, Bugis, dan India.
Sebagai akibat dari tragedi ini, masyarakat Bengkulu merasakan dampak yang sangat besar.
Meskipun sejarah Bengkulu diwarnai oleh tragedi, gambaran sehari-hari di kota ini pada tahun 1800-an, seperti yang dijelaskan oleh Letnan Kolonel Nauhijs, mencerminkan kehidupan yang nyaman dan damai.
Orang-orang Eropa tinggal di rumah dua lantai yang dibangun dengan pertimbangan keamanan mengingat seringnya terjadi gempa bumi.
Kompleks perumahan mereka memiliki taman umum dan taman-taman kecil yang menyenangkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
