Kok Bisa Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Fakta Unik Tapi Bikin Geleng-geleng di Gunung Bawakaraeng!

Kok Bisa Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Fakta Unik Tapi Bikin Geleng-geleng di Gunung Bawakaraeng!

Kok Bisa Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Fakta Unik Tapi Bikin Geleng-geleng di Gunung Bawakaraeng!--net

PAGARALAMPOS.COM - Di berbagai pelosok dunia, gunung-gemunung tinggi menjadi panggung bagi tradisi-tradisi unik yang menggoda rasa ingin tahu dan menginspirasi imajinasi. 

Dalam artikel ini, kita akan memasuki dunia luar biasa dari tradisi-tradisi yang berkembang di ketinggian gunung. 

Dari upacara keagamaan hingga ritual mistik, mari kita menjelajahi tradisi-tradisi yang berakar dalam alam dan budaya, membawa makna mendalam bagi komunitas yang melakukannya. 

Setiap gunung memiliki kisahnya sendiri, dan inilah saatnya untuk mengungkapnya.

BACA JUGA:Emang Enak Begituan Dengan Ibu Sendiri? Mengupas Tradisi Unik yang Terus Berlanjut di Suku Polahi

Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, selalu menjadi tujuan penganut ritual mistik menjelang perayaan Idul Adha. 

Ritual ini dikenal sebagai 'Haji Bawakaraeng,' sebuah praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi di masyarakat lokal. 

Meskipun ritual ini tidak memiliki akar dalam ajaran Islam, setiap tahunnya, ribuan orang berkumpul untuk melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Bawakaraeng yang menjulang tinggi hingga 2883 meter di atas permukaan laut.

Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Sulawesi Selatan, dan bukanlah sesuatu yang baru.

BACA JUGA:Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Tradisi Unik di Gunung Bawakaraeng Sulawesi Selatan!

Para penganut ritual datang dari berbagai daerah kabupaten di Sulawesi Selatan, membawa sesajian seperti beras ketan, telur, ayam, dan kambing untuk ritual keselamatan. 

Akan tetapi, asal-usul ritual ini memiliki beberapa riwayat yang berbeda. 

Salah satunya adalah keyakinan bahwa Gunung Bawakaraeng adalah tempat di mana Syekh Yusuf Tuanta Salamaka, pemuka agama terkemuka dari Gowa-Tallo, pernah berjumpa dengan Walisongo. 

Hal ini berkaitan dengan perintah haji yang disalahpahami sebagai pelaksanaan ibadah haji yang cukup di Bawakaraeng saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: