Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Tradisi Unik di Gunung Bawakaraeng Sulawesi Selatan!

Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Tradisi Unik di Gunung Bawakaraeng Sulawesi Selatan!

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Bawakaraeng, dengan pesonanya yang menakjubkan, telah lama menjadi destinasi yang menarik bagi para pencinta alam dan petualang. 

Terletak di dataran tinggi Sulawesi Selatan, gunung ini tidak hanya mempesona dengan panorama alamnya yang spektakuler, tetapi juga dikelilingi oleh berbagai cerita mistis yang menghantui wilayah ini. 

Dari hutan lebat yang menyelimuti lerengnya hingga mitos-mitos yang telah turun-temurun, Gunung Bawakaraeng adalah salah satu tempat di Indonesia yang memiliki keindahan alam dan kearifan lokal yang menggoda untuk dijelajahi. 

Dalam artikel ini, kita akan mengungkap pesona alam dan cerita mistis yang menyelimuti Gunung Bawakaraeng, mengajak Anda untuk menjelajahi kekayaan alam dan budaya yang memikat di dataran tinggi Sulawesi.

BACA JUGA:Emang Enak Begituan Dengan Ibu Sendiri? Mengupas Tradisi Unik yang Terus Berlanjut di Suku Polahi

Profil Gunung Bawakaraeng

Gunung Bawakaraeng adalah salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dengan ketinggian mencapai 2.840 meter di atas permukaan laut. 

Terletak di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, gunung ini juga dikenal sebagai titik terdingin di Sulawesi Selatan. 

Meskipun telah tidak aktif sebagai gunung api, kawahnya masih terlihat, menambah daya tarik alaminya.

Menurut Profesor Asri Jaya, seorang ahli geologi dari Universitas Hasanuddin, Gunung Bawakaraeng terbentuk dari batuan vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma ketika sudah berbentuk lava atau fragmen beku di permukaan bumi. Pembentukan gunung ini terjadi sekitar 2 juta tahun yang lalu.

 

Arti Nama Gunung Bawakaraeng

Nama "Bawakaraeng" sendiri memiliki makna yang dalam. Secara harfiah, nama ini berarti "Mulut Tuhan" atau "Mulut Raja." 

Kata "Raja" di sini merujuk pada penguasa manusia, sesuai dengan kepercayaan orang Makassar kuno yang berbentuk dinamisme, yakni keberadaan Batara sebagai penentu alur kehidupan manusia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: