Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Tradisi Unik di Gunung Bawakaraeng Sulawesi Selatan!
Mitos yang Menyelimuti Gunung Bawakaraeng
Selain keindahan alamnya, Gunung Bawakaraeng juga dikenal karena beberapa mitos yang menyelimutinya. Mitos-mitos ini telah menjadi bagian dari cerita dan budaya sekitar gunung ini, menambah kesan misteriusnya:
1. Hantu Nino di Pos 3
Salah satu mitos paling populer di kalangan pendaki Gunung Bawakaraeng adalah tentang "Hantu Nino." Kisah ini dimulai pada tahun 1980-an, di awal masa pendakian Gunung Bawakaraeng. Nino adalah seorang pendaki wanita yang mengalami nasib tragis saat mendaki gunung ini.
Cerita tentang Nino berawal dari penemuan mayatnya yang tergantung di sebuah pohon besar di Pos 3, salah satu jalur pendakian.
BACA JUGA:Bukit Nirwana Pujon, Surga Foto Instagramable di Malang, Rekomendasi Wisata Bagi Pendatang!
Hantu Nino sering dikabarkan muncul pada saat bulan purnama. Beberapa pendaki juga mengaku bahwa karetnya menjadi tiba-tiba berat saat melewati Pos 3, terutama yang menggunakan karet berwarna merah.
Bahkan, Hantu Nino disebut-sebut dapat membuat pendaki tersesat jika mereka melakukan hal-hal aneh selama pendakian.
2. Pasar Anjaya
Salah satu cerita mistis yang paling terkenal di kalangan pendaki Gunung Bawakaraeng adalah tentang "Pasar Anjaya." Lokasinya adalah sebuah tanah lapang yang terletak di antara Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang.
Warga setempat menyebut Pasar Anjaya sebagai pasar hantu atau tempat berkumpulnya jin. Sebagai catatan, para pendaki dianjurkan untuk tidak mendirikan tenda di lokasi Pasar Anjaya.
Pasar ini terlihat aneh karena dikelilingi oleh pepohonan, namun di titik yang dimaksud tidak ada satu pun pohon yang tumbuh. Kisah-kisah aneh dan suara keramaian sering terdengar di lokasi ini jika seseorang nekat mendirikan tenda di sana.
3. Ritual Haji Bawakaraeng
Istilah "Haji Tabattu" atau "Haji Bawakaraeng" sangat melekat pada warga yang tinggal di sekitar Gunung Bawakaraeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: