Sebuah Karya untuk Kemanusiaan yang Memiliki Kekuatan Reflektif dan Introspektif (07)

Sebuah Karya untuk Kemanusiaan yang Memiliki Kekuatan Reflektif dan Introspektif (07)

Hal ini terbukti tidak hanya dalam pendekatan didaktik, tetapi juga dalam kelambanan secara keseluruhan.

BACA JUGA:Seksi, Tribhuwana Tunggadewi, Penguasa ke 3 Majapahit, Satu-satunya Penguasa Majapahit Berparas Cantik

Di dalam besarnya rasa hormat dan rasa aman yang sangat besar dan kurang ajar atas karya tersebut. 

Bahwa seorang sutradara pada tahun 1990 bisa menjadi begitu kuat, begitu serius, begitu bermoral dan penuh harapan, sudah merupakan hal yang indah’. 

Di Rotten Tomatoes, film ini mendapat rating persetujuan 67% berdasarkan 30 ulasan, dengan rating rata-rata 6,50/10. 

BACA JUGA:Enak Begituan? Mengisolir Diri Dari Dunia Luar Demi Jaga Hutan Leluhur Hingga Warisi Budaya Perkawinan Sedarah

Konsensus kritikus situs tersebut berbunyi; ‘Antologi akhir karier karya Akira Kurosawa ini seringkali menegaskan;

Bahwa Mimpi lebih menarik bagi si pemimpi daripada penontonnya.

Namun sang sutradara tetap menyampaikan visi yang mewah dengan dosis hati yang murah hati’.

BACA JUGA:Paling Laris Karena Kualitas, Wajib Tau Inilah 4 Merek Ban Jawaranya Dijalanan

Sayangnya, karya maestro asal Jepang ini terlalu mengeksplorasi pengalaman pribadi pengkarya. 

Sehingga terkesan menjadi karya yang angkuh, dan hanya diciptakan untuk kesenangan diri sendiri. 

Hal ini dapat dilihat dari mimpi-mimpi yang dihadirkan Kurosawa sangat individualis dan subjektif. 

BACA JUGA:Beh Keren Banget! Ini Warisan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Inspirasikan Generasi Penerus Indonesia

Para penonton tidak dapat menikmati film ‘Yume’ [Dreams] secara nyaman dan tidak dapat masuk ke dalam cerita film. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: