Sebuah Karya untuk Kemanusiaan yang Memiliki Kekuatan Reflektif dan Introspektif (02)

Sebuah Karya untuk Kemanusiaan yang Memiliki Kekuatan Reflektif dan Introspektif (02)

Sebuah Karya untuk Kemanusiaan yang Memiliki Kekuatan Reflektif dan Introspektif--google.com

PAGARALAMPOS.COM – Sunshine Through the Rain (Sinar Matahari Melalui Hujan): 

Ibu seorang anak laki-laki menyuruhnya untuk tinggal di rumah pada siang hari ketika matahari bersinar menembus hujan.

Memperingatkannya bahwa kitsune (rubah) mengadakan pernikahan pada cuaca seperti itu, dan tidak suka terlihat. 

BACA JUGA:Seksi, Tribhuwana Tunggadewi, Penguasa ke 3 Majapahit, Satu-satunya Penguasa Majapahit Berparas Cantik

Namun si anak menentang keinginannya, mengembara ke hutan di mana dia menyaksikan prosesi pernikahan kitsune yang lambat. 

Dia ditemukan oleh mereka dan berlari pulang. Ibunya menemuinya di pintu depan, menghalangi jalan.

Mengatakan bahwa seekor rubah yang marah telah datang ke rumah, meninggalkan pisau tanto. 

BACA JUGA:Enak Begituan? Mengisolir Diri Dari Dunia Luar Demi Jaga Hutan Leluhur Hingga Warisi Budaya Perkawinan Sedarah

Sang ibu memberikan pisau kepada anak laki-laki tersebut dan mengatakan kepadanya bahwa dia harus pergi.

Kemudian memohonkan pengampunan dari rubah, menolak untuk membiarkan dia kembali ke rumah kecuali dia melakukannya. 

Dia memperingatkan bahwa jika dia tidak mendapatkan pengampunan mereka, dia harus bunuh diri. 

BACA JUGA:Beh Keren Banget! Ini Warisan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Inspirasikan Generasi Penerus Indonesia

Mengambil pisaunya, si anak laki-laki itu kemudian berangkat ke pegunungan. 

Ia lantas pergi menuju tempat di bawah pelangi, di mana konon rumah Kitsune berada. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: