Temukan Labirin Misterius di Gereja, Diperkirakan Sudah Ada Sejak Abad ke-15

Temukan Labirin Misterius di Gereja, Diperkirakan Sudah Ada Sejak Abad ke-15

Temukan Labirin Misterius di Gereja, Diperkirakan Sudah Ada Sejak Abad ke-15-Foto: net-

BACA JUGA:Dijamin Awet dan Murah, Inilah 4 Rekomendasi Ban Motor!

Catatan-catatan dari tahun 1674 oleh pastor Dominika Francisco de Burgoa menggambarkan sebuah kuil bawah tanah di tempat itu.

Dari catatan tersebut terungkap ada empat ruang yang luas dan saling berhubungan, serta beberapa gua dan lorong-lorong jauh di bawah tanah.

Lyobaa diperkirakan digunakan sebagai tempat melakukan ritual sampai akhir abad ke-15 sebelum bangsa Spanyol mengusir suku Aztec dari wilayah tersebut.

Labirin kemudian menjadi misteri selama ratusan tahun sebelum akhirnya terungkap berkat teknik pencitraan 3D terbaru.

BACA JUGA:Penemuan Istana Di Pedalaman Hutan, Warga Lamongan Jawa Timur Digegerkan Dengan Hal Ini!

Penelitian Lyobaa ini bukan hanya soal menemukan monumen-monumen kuno, tapi juga tentang risiko seismik dan geologis terhadapnya.

Dengan begitu, para peneliti bisa memastikan kelestarian monumen-monumen kuno agar bisa terus dipelajari oleh generasi mendatang.

Sebuah labirin misterius ditemukan di bawah gereja Katolik di Mitla, Meksiko. Labirin ini ditemukan arkeolog saat mengerjakan proyek Lyobaa.

Ditemukan beberapa makam yang berada di kedalaman sekitar 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Proses menemukan struktur bawah tanah ini, para peneliti menggunakan tiga metode pemindaian untuk mengungkap hal yang tersembunyi.

BACA JUGA:Penemuan Menghebohkan Indonesia, Istana Kuno Ini DItemukan Di Dalam Hutan Jawa Timur!

Tiga hal itu mencakup radar penembus tanah (mengukur pantulan gelombang elektromagnetik), tomografi resistivitas listrik (mengukur arus listrik), dan tomografi kebisingan seismik (mengukur gelombang seismik).

Labirin rahasia ini pun menjadi permulaan dari proyek Lyobaa. Ke depan rencananya bakal sering dilakukan pemindaian dan studi lebih lanjut.

Penelitian dan analisis ini diharapkan bisa lebih mengenali risiko seismik, dan geologis yang bisa mengancam monumen tersebut. Dengan begitu, para ahli bisa memastikan monumen ini bisa terawetkan untuk generasi mendatang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: