Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno Zaman Dahulu

Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno Zaman Dahulu

Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno Zaman Dahulu -Foto: net-

BACA JUGA:Dilahan Seluas 5 Ha Hutan Jati Inilah Bekas Istana Kerajaan Kuno Ditemukan! Simak Cerita Lengkapnya Disini

Di tahap berikutnya, mereka mempelajari filsafat dan ilmu keagamaan dalam ajaran inti, yakni konsep Realitas tertinggi, yang ada dalam Kitab Tutur.

Kitab Tutur adalah buku-buku keagamaan yang disusun sejak masa Mpu Sindok di abad ke-10 dan bersifat Siwa.

Ajaran-ajaran pokoknya adalah tentang Realitas Tertinggi yang bersifat kehampaan atau Sunya, hakikat / tattwa Siwa, padanan Siwa dan Buddha, dan juga penyatuan dengan dewa tertinggi atau Paramasiwa.

Kesemuanya itu dicapai dengan jalan yoga dan ajaran kitab-kitab Tutur ini bersifat rahasia.

BACA JUGA:Dilahan Seluas 5 Ha Hutan Jati Inilah Bekas Istana Kerajaan Kuno Ditemukan! Simak Cerita Lengkapnya Disini

Maka tidak mengherankan bila kadewaguruan dibangun di tempat-tempat terpencil seperti di lereng gunung, bukit, hutan, pinggir laut, ataupun sungai.

Sebagai contoh Gunung Penganggungan, yang di lerengnya banyak didirikan karesyan dan kadewaguruan, Gunung Penanggungan atau Pawitra adalah makrokosmos bagi masyarakat Jawa pada saat itu.

Gunung ini diyakini sebagai tempat dewa-dewa bertakhta, karena merupakan puncak Mahameru yang dipindah dari India ke Jawa, sebagaimana diceritakan dalam Kitab Tantu Pagelaran, di zaman Majapahit, wilayah Pawitra termasuk Dharma lpas, sehingga kadewaguruan-kadewaguruan di sana pun diawasi istana.

Namun di masa kemunduran Majapahit, pengawasan pun surut sehingga muncullah kadewaguruan-kadewaguruan yang lebih bebas mengangkat kembali kepercayaan asli nusantara.

BACA JUGA:Dilahan Seluas 5 Ha Hutan Jati Inilah Bekas Istana Kerajaan Kuno Ditemukan! Simak Cerita Lengkapnya Disini

Saat ini terdapat lebih dari 200 situs di gunung ini, kebanyakan berlanggam punden berundak yang merupakan gaya pra Hindu-Buddha.

Menurut dugaan kami, yang diajarkan di kadewaguruan tidaklah melulu ajaran agama.

Logikanya begini, pasca peristiwa Mahapralaya, semestinya Airlangga kehabisan SDM yang memahami ketatanegaraan.

Namun dengan dukungan kadewaguruan, Airlangga mampu membangun sebuah kerajaan besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: