Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno Zaman Dahulu

Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno Zaman Dahulu

Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno Zaman Dahulu -Foto: net-

Namun, apakah semua hal itu lantas mengakhiri kiprah kadewaguruan di tanah Jawa?

Tidak! Satu kekuatan indah yang saya kagumi di nusantara ini, adalah akulturasi.

Dengan beralihnya masyarakat Jawa pada keyakinan baru, menurut arkeolog Agus Aris Munandar, konsep kadewaguruan sebagai tempat pendidikan agama kemudian berkembang menjadi pesantren.

BACA JUGA:Jaga kesehatan Anda! 7 Pengawet Makanan Alami dan Sehat

Sejarawan C.C. Berg juga berpendapat bahwa istilah santri berasal dari kata sanskerta Shastri, artinya orang yang mempelajari kitab suci.

Jika benar pendapat demikian, maka sebenarnya kadewaguruan tidak serta-merta lenyap, tetapi hanya berubah bentuk.

Ada dua hal yang perlu kita perhatikan di sini:

Pertama, bangkit dan hancurnya sebuah peradaban berada di tangan para pendidik.

Ketika kerajaan Medang dihancurkan musuh, kadewaguruan menyelamatkan pewaris kerajaan ini, yakni Airlangga.

BACA JUGA:Misteri 3 Ton Logam Mulia di Gunung Padang Belum Terpecahkan! Begini Ulasan Lengkapnya

Dan selanjutnya, penobatan Airlangga menjadi titik anjak bagi berbagai kemaharajaan di Jawa Timur.

Kedua, peradaban Jawa klasik yang kita kagumi sekarang, tidaklah terbangun dalam semalam, seperti mitos jin yang membangun Prambanan, Tetapi melalui proses pendidikan di kadewaguruan.

Tokoh-tokoh yang mengarsiteki kemaharajaan besar pun, yakni Raja Airlangga dan Gajah Mada, mendapat tempaan yang tidak sebentar di kadewaguruan.

Nah, kontras dengan zaman yang serba instan ini, kita perlu menyadari bahwa kehebatan dan kemasyuran tidak didapat dalam semalam.

Bahkan segala hal yang terjadi, baik itu kemudahan maupun kesulitan, adalah cara kehidupan untuk menempa dan mendidik kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: