Kisah Gunung Sumbing, Keindahan Alam dan Jejak Spiritual Pesugihan serta Pertemuan Para Wali

Kisah Gunung Sumbing, Keindahan Alam dan Jejak Spiritual Pesugihan serta Pertemuan Para Wali

Kisah Gunung Sumbing, Keindahan Alam dan Jejak Spiritual Pesugihan serta Pertemuan Para Wali--Instagram

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Sumbing, yang terletak di wilayah Wonosobo, Magelang, dan Temanggung, Jawa Tengah, telah menjadi salah satu tujuan pendakian yang populer di kalangan banyak orang. 

Namun, popularitasnya juga diiringi oleh cerita-cerita mistis yang beredar di sekitar gunung tersebut.

Salah satu kisah yang sering didengar adalah tentang keberadaan genderuwo yang katanya menjaga Gunung Sumbing. Genderuwo adalah makhluk astral yang memiliki wujud raksasa hitam berbulu dan mata merah yang menyala. 

Menurut cerita, genderuwo berfungsi sebagai pengawas yang mengawasi setiap pendaki yang memasuki pintu masuk gunung.

BACA JUGA:7 Penemuan Kuno di Dunia, Benarkah Gunung Padang Indonesia Salah Satunya? Simak Disini!

Cerita-cerita mistis seperti ini turut menambah daya tarik tersendiri bagi pendaki dan wisatawan yang tertarik dengan hal-hal yang berbau supernatural. 

Meskipun demikian, Gunung Sumbing tetap menjadi destinasi mendaki yang diminati karena keindahan pemandangannya yang menakjubkan dan tantangan petualangannya. 

Para pendaki sering kali merasa terpanggil untuk menaklukkan puncak gunung ini, walaupun mereka juga diimbau untuk menghormati dan menjaga keberadaan lingkungan serta cerita-cerita mistis yang terkait dengan gunung yang menawan ini.

Bahkan, mereka dikatakan dapat mengawasi pendaki hingga beberapa kilometer dari pintu masuk. 

BACA JUGA:Gunung Padang, Salahsatu Temuan Reaktor Alam Kuno di Muka Bumi, Analisa Peneliti Sepeti Ini!

Menurut kepercayaan sekitar, genderuwo ini dapat melukai atau mengacaukan orang yang berperilaku tidak sopan selama pendakian, bahkan dapat menyebabkan seseorang tersesat.

Selain genderuwo, masyarakat sekitar Gunung Sumbing juga percaya bahwa penampakan orang-orang yang mengenakan pakaian putih adalah roh dari tokoh-tokoh Islam yang menyebarkan agama di Pulau Jawa. 

Mereka diyakini berkumpul di gunung ini untuk membicarakan kelangsungan agama Islam di pulau tersebut. 

Tak heran jika para pendaki akan sering melihat petapa-petapa yang berpakaian separuh putih, duduk bersila dengan mata terpejam dan mulut yang tampak berbisik membaca mantra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: