Misteri Gunung Tangkuban Parahu, Legenda Sangkuriang dan Keajaiban Alamnya, Simak Kisahnya!

Misteri Gunung Tangkuban Parahu, Legenda Sangkuriang dan Keajaiban Alamnya, Simak Kisahnya!

Misteri Gunung Tangkuban Parahu, Legenda Sangkuriang dan Keajaiban Alamnya, Simak Kisahnya!--

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Tangkuban Parahu adalah salah satu gunung berapi yang menakjubkan dan terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Dengan ketinggian mencapai 2.084 meter di atas permukaan laut, gunung ini menawarkan keindahan alam yang memukau dengan pemandangan hutan pinus dan kebun teh di sekitarnya.

Bentuknya adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang pernah berpindah dari timur ke barat.

Keberadaan Gunung Tangkuban Parahu ternyata menyimpan kisah menarik dalam legenda masyarakat setempat.

BACA JUGA:Sensasi Glamping View Gunung Salak, Ini 5 Lokasi Terbaiknya

Asal usul gunung ini dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, seorang pemuda yang tidak menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi/Rarasati.

Untuk menggagalkan niat jahatnya untuk menikahinya, Dayang Sumbi memberikan syarat sulit kepada Sangkuriang ia harus membuat sebuah telaga dan perahu dalam semalam.

Namun, Sangkuriang gagal memenuhi syarat tersebut, dan dalam kekesalannya, ia menendang perahu itu sehingga terbalik dan membentuk Gunung Tangkuban Parahu seperti yang terlihat saat ini.

Gunung Tangkuban Parahu terbentuk sekitar 90.000 tahun lalu di Kaldera Sunda. Gunung ini tergolong relatif muda dibandingkan dengan Gunung Burangrang yang terletak di sisi baratnya dan terbentuk sekitar 210.000 hingga 105.000 tahun yang lalu.

BACA JUGA:Luar Biasa Kekompokan Warga Rejo Sari, Lestarikan Tradisi Liwetan di Kaki Gunung Dempo

Proses pembentukannya dikaitkan dengan terbentuknya Sesar Lembang, yang mempengaruhi jalur letusan dan karakteristik geologis gunung ini.

Gunung Tangkuban Parahu adalah gunung api aktif yang statusnya terus diawasi oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia.

Beberapa kawah di gunung ini menunjukkan tanda-tanda keaktifan, seperti munculnya belerang gas dan sumber-sumber udara panas di kaki gunung, termasuk di kawasan Ciater, Subang.

Keberadaan gas belerang ini menjadi salah satu tanda aktivitas gunung berapi. Selama sejarahnya, gunung ini telah mengalami beberapa kali letusan, termasuk letusan besar pada tahun 1896 setelah masa istirahat selama 50 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: