Histori Pagar Alam, Kota Bernuansa Desa, Dahulunya Keresidenan Palembang Dimasa Kolonial Belanda

Histori Pagar Alam, Kota Bernuansa Desa, Dahulunya Keresidenan Palembang Dimasa  Kolonial Belanda

BACA JUGA:Peringati HUT Bhakti Adhyaksa, Polres Pagar Alam Lakukan Ajangsana ke Kejari

Pada era kolonial Belanda, Pagar Alam berada di bawah kendali pemerintahan Hindia Belanda.


Foto : Kopi komoditi andalan Pagar Alam di kaki Gunung Dempo.-Histori Pagar Alam, Kota Bernuansa Desa, Dahulunya Keresidenan Palembang Dimasa Kolonial Belanda-Instagram

Kota ini menjadi bagian dari daerah administrasi Onderafdeling Lahat yang merupakan bagian dari Residen Palembang.

Pada masa itu, Pagar Alam dikenal sebagai kawasan pertanian yang subur dan menjadi pusat penghasilan hasil bumi, terutama kopi dan karet.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Pagar Alam menjadi bagian dari Republik Indonesia.

BACA JUGA:Cegah Bencana Kebakaran, Polres Pagar Alam Gandeng BPBD Gelar Simulasi APAR

Seiring perkembangan zaman, Pagar Alam terus mengalami transformasi yang signifikan.

Pada tanggal 10 Mei 2001, status Pagar Alam diubah menjadi administrasi kota melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2001.

Sejak itu, Pagar Alam terus mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang, termasuk infrastruktur, pariwisata, dan perekonomian.

Pagar Alam memiliki potensi alam yang luar biasa, dikelilingi oleh gunung-gunung yang indah seperti Gunung Dempo, Gunung Patah, dan Gunung Guci.

BACA JUGA:Diluar Logika! Ternyata 5 Suku Indonesia Ini Jalankan Tradisi Ritual Tak Lazim! Ini Dia Sukunya

Keindahan alam ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang datang ke kota ini.

Selain itu, Pagar Alam juga memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang kental, seperti seni tari, musik, dan adat istiadat yang masih terjaga baik oleh masyarakat setempat.

Dengan visi dan komitmen untuk menjadi kota yang maju dan sejahtera, Pagar Alam terus berupaya mengembangkan potensinya di berbagai sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: